Reinier de Ridder Bakal Mempertahankan Gelar Middleweight Dengan Meladeni Tantangan Vitaly Bigdash
Sejak bergabung dengan ONE Championship pada awal 2018, Reinier de Ridder telah mengalami perkembangan luar biasa.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak bergabung dengan ONE Championship pada awal 2018, Reinier de Ridder telah mengalami perkembangan luar biasa.
Petarung asal Belanda tersebut kini duduk di singgasana tertinggi divisi middleweight dan light heavyweight.
Pada Jumat (22/7/2022), 'The Ductch Knight' akan kembali mempertahankan gelar middleweight dengan meladeni tantangan Vitaly Bigdash, petarung MMA Rusia yang sempat merajai takhta middleweight sebelum era De Ridder.
Jelang laga tersebut, ia kembali melayangkan sebuah prediksi berani.
“[Bigdash] mencari waktu yang tepat untuk memilih serangannya. Banyak serangan dari posisi berdiri yang terkadang memang cerdas. Serangannya cukup kuat dan bersih. Tetapi dia mudah ditebak dan mudah sekali kelelahan. Dia akan sangat kelelahan setelah akhir ronde pertama dan akan tumbang pada akhir ronde kedua,” ungkap De Ridder tentang calon lawannya.
Selain ditakuti karena cekikan maut dan teknik grappling elite, nyatanya De Ridder juga banyak dikenal berkat rasa percaya diri yang tinggi. Namun, tak hanya melontarkan sesumbar, setiap perkataan yang ia ucapkan selalu berujung pada kenyataan.
Dalam berbagai kesempatan, De Ridder selalu menyebut jika dirinya adalah petarung terbaik di dunia. Dan ia punya segudang bukti untuk mendukung ucapannya.
Klaim itu kian sahih dengan banyaknya kemenangan penyelesaian dari De Ridder. Ia kini memiliki rekor total 15-0, dengan 10 dari kemenangannya diraih dengan kuncian, 3 via KO/TKO dan hanya 2 lewat penilaian juri.
Dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun, rasa percaya diri serta pola pikir seorang juara telah membawa De Ridder pada dua sabuk emas yang mengantarkannya jadi nama besar dalam dunia MMA.
Ia berhasil merebut sabuk emas divisi middleweight dan light heavyweight dari pemiliknya terdahulu, Aung La N Sang, masing-masing pada 2020 dan 2021.
Sebelum menghadapi Aung La N Sang, pemilik sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) yang telah berlatih Judo sejak usia 5 tahun ini mengatakan jika seumur hidup pun, petarung asal Myanmar itu tak akan bisa menandingi kemampuan grappling-nya.
Terbukti, Aung La N Sang tak berkutik meladeni kemampuan grappling elite De Ridder. Bahkan pada pertemuan pertama, Aung La N Sang terpaksa menyerah (tap out) pada ronde pertama usai menerima cekikan rear-naked choke.
Namun, De Ridder bukanlah sosok yang cepat berpuas diri. Kurang dari setahun, ia langsung mempertaruhkan sabuk emas middleweight miliknya dengan meladeni tantangan Juara Dunia ONE Welterweight Kiamrian Abbasov yang mencoba naik satu divisi demi menjadi juara di dua kelas berbeda.
Secara meyakinkan, 'The Dutch Knight' kembali menunjukkan dominasinya dan meraih kemenangan di detik 57 ronde ketiga pada 25 Februari lalu.