Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Sport

Fakta Pilu Indonesia Open 2024: Mulai dari Istora Sepi Penonton hingga Ancaman Nirgelar

Catatan sejarah pilu Indonesia Open 2024, mulai dari sepinya penonton di Istora dan ancaman nirgelar di kandang Merah-Putih.

Penulis: Niken Thalia
Editor: Dwi Setiawan
zoom-in Fakta Pilu Indonesia Open 2024: Mulai dari Istora Sepi Penonton hingga Ancaman Nirgelar
BWF
Istora Senayan terlihat sepi penonton di babak perempat final Indonesia Open 2024 ketika Anders Antonsen tunggal putra dari Denmark main, Jumat (7/6/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia Open 2024 bisa dikatakan mencatatkan sejarah pilu lantaran adanya sederet fakta yang cukup mengejutkan.

Mulai dari sepinya penonton di Istora Senayan, Jakarta sebagai venue Indonesia Open 2024. Ini hal yang baru mengingat Istora merupakan salah satu venue yang dikenal paling 'berisik' di turnamen badminton.

Sepinya penonton ini diprediksi lantaran menurunnya performa dan prestasi wakil tuan rumah di Indonesia Open 2024 hingga ancaman nirgelar lagi sejak dua edisi beruntun.

Deretan fakta tersebut yang bisa dikatakan jadi 'suramnya' Indonesia Open 2024 kali ini.

Padahal Indonesia Open 2024 merupakan panggung pemanasan bagi Olimpian dari Indonesia yang akan beraksi di Olimpiade Paris 2024 bulan Juli nanti.

Istora Sepi Penonton

Istora Sepi Penonton saat Antonsen Main
Istora Senayan terlihat sepi penonton di babak perempat final Indonesia Open 2024 ketika Anders Antonsen tunggal putra dari Denmark main, Jumat (7/6/2024).

Kabar sepi penonton yang hadir di Istora Senayan, Jakarta ini jadi sebuah pertanyaan besar.

Sebab jika dibandingkan dengan Indonesia Masters 2024 yang dihelat bulan Januari lalu, venue bersejarah itu masih ramai.

Berita Rekomendasi

Bahkan bisa dikatakan masih melanjutkan tradisi sebagai venue berisik tiap kali ada turnamen badminton di Indonesia.

Namun hal berbeda terlihat di Indonesia Open 2024 di mana terpantau sepi penonton sejak babak pertama.

Pada awalnya, diprediksi karena masih babak awal, penonton masih cenderung sepi dan akan membeludak saat babak 8 besar hingga final.

Tapi pada kenyataanya, jika melihat fancam dari BWF saat Anders Antonsen main, Istora masih sepi penonton.

Bukan hanya soal bangku VIP, tribun atasnya yang biasanya riuh penonton justru cenderung sepi.

Diprediksi menyusutnya penonton di Istora kali ini lantaran harga tiket yang mengalami kenaikan.

Baca juga: Hasil Semifinal Indonesia Open 2024: Sabar/Reza Ikuti Jejak Marcus/Kevin jika Melaju ke Final

PBSI mematok harga paling murah Rp150.000 dan yang paling mahal mencapai Rp2.150.000.

Harga tersebut naik jika dibandingkan dengan harga Indonesia Open edisi tahun 2023 lalu.

Tahun 2023 lalu, harga tiket Indonesia Open paling murah Rp125.000 lewat presale.

Dan untuk harga tiket paling mahal hanya Rp2.000.000 untuk kelas VIP normal.

Jika dibandingkan dengan turnamen super 1000 lainnya seperti All England, harganya justru lebih murah.

All England 2024 bulan Maret lalu termurah 8,50 pounds atau sekira Rp177.000 saja untuk dewasa (kurs saat ini).

Sedangkan untuk harga anak-anak hanya 5,50 pounds atau sekira Rp115.000 mengutip allenglandbadminton.

Sebab harga tiket yang cenderung mahal dan berbeda-beda tiap babaknya, diprediksi jadi penyebab penonton sepi.

Ancaman Nirgelar

Faktor sepinya penonton tampaknya juga bukan hanya karena tiket yang mahal. Namun juga soal prestasi wakil Indonesia.

Di mana jika melihat kiprah wakil Indonesia masih cenderung inkonsisten sejak tahun 2023 lalu.

Ini yang membuat ancaman nirgelar mulai membayangi utusan Merah-Putih yang berlaga di Istora.

Bahkan terhitung sejak tahun 2022 lalu, Indonesia sudah paceklik juara.

Terakhir kali Indonesia juara di kandang sendiri yaitu lewat Marcus Gideon/Kevin Sanjaya edisi tahun 2021.

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Ferinaldi Gideon bertanding pada semifinal Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019).
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Ferinaldi Gideon bertanding pada semifinal Indonesia Open 2019 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7/2019). (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Dalam dua edisi beruntun, Indonesia tak mampu merebut gelar juara di markasnya sendiri.

Pada edisi 2024 ini, jajaran wakil andalan sudah pulang lebih cepat.

Seperti Fajar/Rian, Ginting, hingga Jojo yang tersisih di babak pertama.

Kemudian Apriyani Rahayu/Siti Fadia terjungkal di babak kedua.

Lalu Gregoria Mariska nyusul terpongkeng pada babak perempat final.

Kini wajah badminton Indonesia hanya bergantung pada Sabar Karyaman/Reza Pahlevi.

Jelas sebuah tren minor bagi wakil Indonesia maupun event Indonesia Open 2024.

(Tribunnews.com/Niken)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas