Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budi

TRIBUNNEWS.COM - KISAH kehidupan sosok bernama Christine Bleakley selalu menarik perhatian khalayak. Apalagi jika selalu dihubungkan dengan periode kebersamaan dengan sang kekasih, yang juga pesepakbola Manchester City, Frank Lampard. Tidak hanya roman saja yang menjadi magnet, melainkan bagaimana mereka menjalankan gaya hidup kala memutuskan untuk bersama.

Banyak momen yang membuat mereka mampu menjadi objek menarik kalangan jurnalis. Tidak hanya saat di stadion dan momen liburan, melainkan juga di arena formal di luar stadion. Satu yang paling menyita tentu saja pilihan mereka terhadap gaya berpakaian, yang memang mencirikan satu sifat lifestyle, plus gambaran tahapan kedewasaan.

Merajut kisah asmara berrsama Lampard sejak 2009, bukan hal mudah untuk menghilangkan ragam godaan. Apalagi karier Christine juga terbilang sukses, dengan ragam kemasan, mulai dari reality show, variety show dan perbincangan alias talk show di jaringan televisi ITV, Inggris.
Warna kehidupan Christine-pun terkenal dengan dunia modernitas. Hal ini dibuktikan dengan tak pernah lekangnya dia dari urusan berkategori high class, mulai dari penentuan gadget sampai urusan mode fashion yang menempel di tubuhnya.

Namun, di tengah gempuran aneka macam gaya hidup modern, nyatanya ia tetap menyimpan dan melakoni beberapa hal terkait sisi tradisi, yang selalu dijaga dan dipercayainya. Satu yang mungkin dianggap kolot adalah kepercayaannya pada pandangan pertama. Untuk urusan yang satu ini, prinsip 'believe in first sight' selalu melekat pada praktik kehidupannya.

Ia merujuk bukan hanya pada cinta saja pandangan pertama bisa terjadi, melainkan pada semua sisi kehidupan dirinya, Ia mengungkapkan, dalam kisah asmara dengan Lampard, prinsip tersebut benar-benar dilakoninya dengan 'sempurna'.

Kala bertemu kali pertama dengan Lamps pada medio 2008, dia langsung terkesima. Sayang, saat itu sang Arjuna masih berhubungan dengan Elen Rives. Namun selepas hubungan dengan Elen terputus, ia pun tak kuasa untuk menolak ketika Lamps menyatakan cintanya.

Hebatnya, sederet ujian sudah dilakoni, dan ternyata lulus, mulai dari masalah keluarga besar Lamps, sampai berurusan dengan mantan tunangan Lamps, Elen Rives.

Seperti pada akhir tahun 2011 lalu, banyak kalangan mengira kisah asmara Frank Lampard dan Christine Bleakley akan segera berakhir. Maklum, gosip terpanas di kalangan media massa di Inggris mengungkapkan, mantan tunangan Lampard, Elen Rives, melakukan 'penyerangan' di dunia maya, melalui fasilitas media sosial Twitter.

Rives menyebut sosok Lamps sebagai pria dan ayah yang kejam, karena tak bertanggung jawab terhadap dirinya yang telah memberikan dua putri, plus larangan bertemu antara Rives dan buah hatinya itu. Sontak, banyak kabar miring beredar, pasangan ini bertengkar hebat akibat ulah Rives yang juga mengirimkan beberapa foto mesra ke akun pribadi Christine.

Meski Rives masih mencintai Lamps, namun keputusan untuk berpisah setelah menjalin hubungan selama tujuh tahun, membuat model asal Spanyol tersebut sakit hati. Tak heran, banyak serangan yang bersifat rahasia pribadi telontar dari mulut Rives, mulai dari pembagian harta yang tak adil sampai perebutan hak asuh anak.

Terlepas dari tuduhan dan ulah negatif Rives, Lamps-Christine justru menunjukkan kalau di antara mereka tak terjadi apa-apa. Dirilis Daily Mail, pasangan ini muncul kali pertama di depan publik sejak awal tahun 2012 lalu.

Mereka bersama dua putri, Luna dan Isla terlihat selalu nyaman. Dua putri mereka juga terlihat gembira dan selalu bersama-sama. Bahkan, Isla dan Luna bergantian menggandeng lengan ibu tiri mereka, dengan senyum ramah dan tertawa riang. Seorang sobat keduanya, kepada Daily Mail mengungkapkan, kisah hidup pasangan ini sudah lengkap, dan tinggal menunggu saat-saat ke pelaminan.

"Bagiku cinta pada pandangan pertama memang benar terjadi, dan itu bukan hanya soal berhubungan kekasih. Itu juga berlaku pada semua hal yang kulakukan dan pernah kualami," terang Christine.

Wanita yang kini berusia 35 tahun tersebut juga mengaku langsung jatuh cinta berat pada dunia fashion, begitu merasakannya kali pertama pada usia 16 tahun. Begitu juga dengan awal kariernya di dunia televisi, yang langsung membuatnya tak pernah lepas dari ragam program, sejak terjun pada usia 20 tahun.

Sisi kreativitas bisnis juga membuatnya jatuh cinta. Kini, ia sudah menggeluti beberapa model bisnis, baik sendiri maupun berkongsi dengan beberapa rekannya. Namun khusus butik, yang berisi pakaian hasil rancangannya plus aksesoris, ia lakukan sendiri.

Sementara kerja sama dilakukan dalam urusan bisnis restoran, agen perjalanan dan beberapa program televisi, baik on air maupun off air. Kecintaannya pada dunia bisnis juga dirasakan sejak kali pertama memulai perannya sebagai pengusaha, yakni pada 24 tahun.

Kala itu, ia sedang nongkrong di sebuah cafe di pusat kota London, dan berseberangan langsung dengan sebuah butik pakaian khusus wanita. Saat itulah, ia langsung berpikir apa yang akan dikerjakannya jika pensiun dari dunia hiburan di Inggris.

"Secara spontan, saya langsung berdiskusi dengan beberapa teman yang tahu detil bagaimana membuka sebuah bisnis. Akhirnya, saya tak berpikir panjang. Investasi itu memang sangat menggiurkan, dan saya bersyukur sekarang masih terus berlanjut, dan mampu memberi sisi lain dari aktivitas keseharianku," jelas Christine.

Cinta pertama juga terjadi pada segmen fashion. Awalnya, ia hanya bersifat konsumtif, yakni selalu membeli tanpa berpikir untuk mendesain dan memproduksi sendiri. Namun, lagi-lagi keberuntungan menyertainya. Pada sebuah kunjungan di sebuah butik langganan di Paris, Prancis, dia justru bisa melihat langsung kala desainer atawa perancang busana menggoreskan kreasi mereka di sebuah kertas, lalu mengkombinasikannya ke dalam simulasi komputer, sebelum memastikan kalau karya mereka akan diproduksi massal.

"Saat itu saya langsung kembali ke hotel, mengambil pensil yang ada di meja kamar, dan mulai berimajinasi. Awalnya tak mudah, tapi setelah kembali ke London, tentu saja semuanya terjadi seperti sekarang. Itu sebuah kegiatan iseng yang ternyata bisa menghasilkan pendapatan luar biasa," imbuh pemilik nama tengah Louise ini.

Kini, ia tetap menjalankan prinsip cinta pada pandangan pertama tersebut. Satu yang paling ditunggu dan belum terealisasikan adalah memiliki momongan. "Saya sudah suka dengan anak kecil sejak remaja, dan sudah bermimpi untuk mengurus mereka. Sekarang, saya memiliki kesempatan tersebut, dan semoga saja berlanjut," sebut Christine, sembari berkaca pada kisah asmaranya dengan Frank Lampard.