Widodo C Putra: Menpora dan PSSI Jangan Saling Mencederai
Mantan pelatih Gresik United dan Persela Lamongan itu meminta kepada Menpora dan PSSI untuk bertemu dengan kepala dingin.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Persepam Madura United, Widodo C Putra berharap Menpora dan PSSI tidak saling mencederai dalam menyelesaikan konflik sepak bola tanah air.
"Sebagai pelaku sepakbola, saya hanya berharap ada keputusan yang baik. Kedua belah pihak jangan saling mencederai dan saling menghormati satu sama lain. Pasalnya konflik seperti ini sangat berpengaruh besar terhadap pelaku-pelaku sepakbola," kata Widodo kepada Harian Super Ball, Kamis (7/5/2015).
Mantan pelatih Gresik United dan Persela Lamongan itu meminta kepada Menpora dan PSSI untuk bertemu dengan kepala dingin. Jangan mengdepankan ego masing-masing.
"Jika sama-sama saling ngotot, tidak akan ada solusi. Akibatnya sepakbola kita benar-benar mati. Lalu bagaimana dengan pembinaan dan prestasi sepak bola kita. Jadi sebaiknya mari sama-sama pikirkan nasib sepak bola kita untuk jangka panjang ke depan," ucap Widodo.
Widodo berharap Menpora dan PSSI sama-sama menarik keputusannya masing-masing. Menpora mencabut pembekuan PSSI dan memberikan izin pertandingan.
Sedangkan PSSI mau mencabut gugatan PTUN terhadap Menpora. Ini menunjukan kedua belah pihak memang ingin berdamai. Namun jika tidak ada langkah konkrit untuk saling mengalah, sulit rasanya kompetisi bisa kembali digelar.
"Kami menunggu pimpinan kedua belah pihak yang berkonflik mau mengambil langkah yang baik. Nasib kami bergantung dari jalannya kompetisi ini. Jika tidak ada keputusan, maka kami dipastikan menjadi pengangguran. Lalu siapa yang mau menafkahi anak istri kami," ujar Widodo.
Widodo meminta semua pihak yang berkonflik untuk melihat kondisi pemain dan tim pelatih yang tidak bisa berbuat apa-apa setelah
kompetisi dihentikan.
"Pekerjaan kami hanya di sepak bola. Jika dihentikan seperti ini, bagaiaman kami bisa makan. Seharusnya yang dipikirkan adalah menggelar kompetisi terlebih dulu. Soal lain-lain bisa diselesaikan sambil kompetisi berjalan," terang Widodo.