Kas Hartadi Tolak Latih Klub yang Ikut Turnamen Piala Presiden
Sejak Cilegon United FC dibubarkan akibat kompetisi yang dihentikan oleh PT Liga Indonesia, Kas Hartadi memilih kembali mengurus akademi.
Penulis: Sigit Nugroho
Editor: Dewi Pratiwi
Laporan Wartawan Harian Super Ball, Sigit Nugroho
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pelatih Kas Hartadi menolak melatih klub yang ikut serta di turnamen Piala Presiden yang digelar Mahaka Sports and Entertainment dan Piala Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi bentukan Menpora.
Kas Hartadi pun memilih untuk tetap fokus menangani akademi sepakbola miliknya.
"Saya sedang fokus mengelola akademi milik saya, Kas Hartadi Football Akademi di Sukoharjo, Jawa Tengah," kata Kas kepada Harian Super Ball.
Sejak Cilegon United FC dibubarkan pada Senin (11/5/2015) malam akibat kompetisi yang dihentikan oleh PT Liga Indonesia, Kas Hartadi memilih kembali mengurus akademi.
"Saat dua turnamen itu akan digelar, saya mendapat tawaran dari Persika Karawang. Saya menolaknya, karena saya tidak tertarik melatih tim yang berlaga di turnamen. Karena umur turnamen hanya sebentar, paling cuma satu bulan saja. Setelah turnamen selesai, maka selesai juga kepelatihan saya," ujar Kas.
Kas mengaku, membutuhkan penghasilan, namun dia lebih tertarik melatih tim yang akan berkompetisi resmi yang digelar federasi resmi.
"Saya tidak membantah butuh pekerjaan, karena pelatih menjadi skill satu-satunya yang saya miliki. Tetapi saya lebih baik menunggu kompetisi resmi dimulai saja. Kalau melatih di kompetisi, saya lebih tertantang. Di kompetisi ada target, persaingan tim, kerja keras, dan lain-lain. Waktu pelaksanaannya pun lebih lama. Ini menjadi tantangan yang menarik bagi saya. Oleh karena itu, lebih baik saya menunggu kompetisi kembali digelar saja. Sambil menunggu, saya fokus ngelola akademi yang sudah dirikan dua tahun belakangan ini saja," papar Kas.
Menurut Kas, meski hanya melatih anak-anak, tetapi dia masih bisa mendapat kepuasan, yaitu mencetak pemain-pemain muda. Oleh karena itu, tawaran dari manajemen Cilegon United FC untuk melatih selama Piala Kemerdekaan pun ditolaknya.
Akademi yang dibentuk Kas Hartadi itu dikhususkan untuk anak-anak SMP Sampai SMA. Jumlah siswa yang dididik pun dibatasi hanya 30 orang saja. Setiap siswa yang dididiknya dikenakan biaya iuran sebesar Rp 1,5 juta per bulan.
Pria kelahiran Solo itu mengaku membuat akademi itu untuk mendidik talenta muda agar bisa menjadi pemain profesional.
"Ini program jangka panjang. Pemain yang berprestasi atau memiliki talenta bagus akan kami salurkan ke klub-klub di Divisi Satu, Divisi Utama, atau Liga Super Indonesia," ucap Kas.
Karena program ini adalah jangka panjang, maka Kas membatasi Jumlah siswa.
"Jika jumlah siswa terlalu banyak, maka menyulitkan kami Untuk memantau perkembangan anak-anak. Kami ingin mencetak pemain profesional di masa mendatang," kata Kas.