Dieter Hecking Racikannya di Wolfsburg Harus Diwaspadai Manchester United
Siapa pun pelatih yang bisa mengganggu dominasi Bayern Muenchen di Jerman dia jelas bukan orang sembarangan
Editor: Toni Bramantoro
Di luar dunia sepak bola, Hecking adalah seorang mantan polisi. Mungkin karena latar belakang itulah Hecking membuat klub yang merekrutnya merasa nyaman.
Saat membesut Aachen, ia mengantar klub itu promosi ke Bundesliga 2006/07. Hannover dibawanya beredar di papan tengah-atas dalam persaingan ke zona Piala UEFA. Hecking juga mengatrol Nuernberg ke peringkat enam di tabel final 2010/11.
Di klub-klub tersebut, Hecking terbiasa memoles para pemain muda. Saat berlabuh di Wolfsburg, tugasnya dobel. Ia menempa talenta-talenta segar sekaligus mereparasi performa pemain yang dianggap flop alias gagal. Bas Dost, Kevin De Bruyne, Nicklas Bendtner, atau Ricardo Rodriguez termasuk segelintir di antaranya.
"Pekerjaan ini sebuah tantangan. Saya ingin mencari tahu apakah saya dapat menangani pemain-pemain seperti itu," ujar Hecking.
Dieter Hecking saat pesta promosi Alemannia Aachen ke Bundesliga. (Christof Koepsel/Bongarts/Getty Images)
Racikan elegan tentu didukung aliran dana masif dari sponsor tim, Volkswagen. Dalam tiga musim terakhir, Allofs dan Hecking menghabiskan dana 150 juta euro lebih guna membangun tim kompetitif. Efeknya terasa. Dari klub yang dianggap lemah dan membosankan, Wolfsburg menjelma menjadi salah satu tim papan atas di Jerman.
"Saya pikir Muenchen jelas menyadari keberadaan kami. Tujuan klub adalah membuat Muenchen tetap merasakan napas kami di leher mereka selama mungkin," ucap Hecking musim lalu.
Status runner-up dengan selisih 10 poin di bawah Muenchen di 2014/15 terbilang oke mengingat perjuangan keras manajemen Wolfsburg selama tiga musim membangun dinasti baru bersama Hecking. Sang mantan sersan itu pun diganjar predikat Pelatih Terbaik Jerman 2015.