Zinedine Zidane Datang dengan Pola Pelatihan yang Baru Bikin Pemain Termotivasi kata Luka Modric
Tak pernah mudah untuk membandingkan kinerja dua pelatih dalam dua musim berbeda
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MADRID - “Saya ingin meminta maaf kepada Rafa dan ingin berterima kasih kepadanya. Namun, secara jujur saya harus mengakui bahwa perubahan pelatih telah membuat tim ini lebih baik. Anda harus menjadikan partai ini untuk melihat perbedaanya.”
Ucapan di atas meluncur lugas dari mulut Luka Modric, gelandang elegan Real Madrid.
Menurut bintang Kroasia tersebut, permainan Madrid dinilai jauh membaik ketimbang saat dipegang Rafa Benitez.
Tak pernah mudah untuk membandingkan kinerja dua pelatih dalam dua musim berbeda.
Ada faktor nonteknis yang harus disertakan di dalamnya. Apalagi melakoni komparasi antara dua pelatih yang belum merampungkan satu musim secara penuh.
Jalan paling ideal, jika bukan yang paling logis, ialah dengan memakai catatan statistik.
Zinedine Zidane terlihat superior berkat tiga kemenangan dan satu hasil imbang dalam empat laga pertamanya sejak berdebut di balik kendali kapal Los Merengues.
Zizou mengantar Karim Benzema dkk. melahap kemenangan besar atas Deportivo La Coruna (5-0), Sporting Gijon (5-1), dan Espanyol (6-0). Di samping itu, Madrid tertahan seri 1-1 tatkala bertamu ke Benito Villamarin, rumah Real Betis.
Secara keseluruhan, di empat duel perdana Zizou mencatat rekor 3-1-0 dengan raihan gol 17-2.
“Zizou datang dengan ide-ide dan skema latihan baru sehingga para pemain merasa lebih baik serta bisa meraih hasil bagus,” tutur Cristiano Ronaldo.
Memang, hanya para pemain yang bisa merasakan sendiri perbedaan yang dihadirkan Zizou. Akan tetapi, Modric dan Ronaldo seolah menutup mata perihal catatan apik Benitez pada empat laga pertamanya di Santiago Bernabeu.
Sama seperti Zizou, Rafa pun sukses membukukan rekor 3-1-0.
Angka itu diperoleh setelah membawa Madrid menang atas Shakhtar Donetsk (4-0), Real Betis (5-0), dan Espanyol (6-0), serta bermain imbang 0-0 dengan Sporting Gijon sehingga memberi agregat gol 15-0.
Rasanya tak berlebihan menyebut bahwa Rafa terpinggirkan lantaran sebuah ketidakadilan. Memang, eks pembesut Valencia, Liverpool, Internazionale, dan Chelsea itu berdosa karena tak kuasa menghentikan pembantaian 0-4 yang dilakukan Barca di Bernabeu.