Menangkal Patgulipat Diego Simeone
"Dia (Simeone) selalu menyimpan ledakan yang kadangkala begitu tak terduga, yang tidak terlintas di pikiran siapa pun," kata Mourinho
SATU serangan Atletico Madrid berhasil dipatahkan barisan bawah Malaga. Bola keluar lapangan dan dua pemain Malaga melakukan kerjasama cepat yang membuat Atletico berbalik berada dalam posisi tertekan, karena Ricardo Horta, pemain yang menerima bola lemparan ke dalam, berada di jalur yang bersih untuk melarikan bola ke kotak 16.
Namun, jalur bersih Horta kemudian mendapatkan gangguan, setelah secara tiba- tiba, sebuah bola melayang dari luar lapangan. Bola itu menekan laju kecepatan Horta dan memberi waktu bagi pemain-pemain belakang Atletico Madrid untuk menutup ruang. Serangan Malaga pun akhirnya gagal.
Dari mana datangnya bola itu? Penyelidikan yang dilakukan pengawas dan panitia pertandingan pada turun minum dan sepanjang 45 menit kedua, mengerucut pada nama Diego Simeone, pelatih Atletico.
Apakah Simeone yang melemparnya? Tidak. Atau lebih tepatnya, tidak secara langsung. Bola ini dilempar oleh seorang ball boy (pemungut bola) yang menempati "pos" tak jauh dari bangku cadangan Atletico. Saat diperiksa, ball boy yang namanya tidak disebut ini mengaku bahwa ia melempar bola atas perintah Simeone.
Simeone tak membantah dirinya memberi perintah. Akan tetapi, ia berkilah, bahwa ball boy tersebut merespon perintahnya sangat terlambat.
Menurut Simeone, ia memerintahkan bola dilemparkan ke lapangan saat Malaga mendapat lemparan ke dalam. Supaya pertandingan tidak kehilangan banyak waktu. Dan dia, tidak melihat jika bola yang keluar lapangan bergulir tak jauh dari pemain Malaga, yang langsung memungutnya dan melemparkannya untuk dilarikan Ricardo Horta.
Atas insiden di laga pekan ke 35 La Liga ini, LFP, "PSSI-nya" Spanyol, menilai kilah Simeone tak logis dan memutuskan ia bersalah lantaran berbuat curang.
Dalam keputusan resmi LFP, Simeone disebut "instructing ballboy to disrupt play", memerintahkan ball boy untuk mengganggu pertandingan. Ia dihukum tidak boleh mendampingi Atletico di tiga pertandingan La Liga. Artinya, ia hanya bisa berada di bangku penonton sampai akhir musim.
Peristiwa ini hanya satu dari sekian ulah Diego Simeone. Ulah yang menurut Jose Mourinho, turun dari tabiatnya saat masih menjadi pemain.
Simeone yang bermain dua periode untuk Atletico Madrid (1994-1997 dan 2003- 2005), memang memiliki karakter keras, militan, pantang menyerah, dan licik. Siasat-siasatnya seringkali mampu mengelabui wasit, menyelamatkannya dari hukuman, bahkan justru membuat orang yang dikasarinya menjadi korban. Ingat bagaimana atas provokasinya David Beckham mendapatkan kartu merah di Piala Dunia 1998?
Mourinho, yang dianggap setali tiga uang, "11-12", dengan Simeone, kerap mengusung kewaspadaan tingkat tinggi jika bertemu dengannya.
"Dia (Simeone) selalu menyimpan ledakan yang kadangkala begitu tak terduga, yang tidak terlintas di pikiran siapa pun," katanya.