Pertarungan Para Penjaga Benteng Raja Eropa
Pertandingan uji coba kontra Korea Selatan pertengahan pekan lalu menjadi laga bersejarah bagi Iker Casillas.
TRIBUNNEWS.COM, SPANYOL - Pertandingan uji coba kontra Korea Selatan pertengahan pekan lalu menjadi laga bersejarah bagi Iker Casillas. Bermain selama 74 menit pada laga yang digelar di Red Bull Arena, Salzburg, Austria itu, Casillas menasbihkan dirinya sebagai raja Eropa. Pemain yang dijuliki Santo Iker oleh para penggemar Real Madrid itu berhasil melampaui jumlah 166 penampilan milik legenda Latvia, Vitalijs Astafjev.
Laga melawan Korea Selatan itu merupakan penampilan ke 167 Casillas dalam balutan seragam La Furia Roja. Kekasih Sara Carbonero itu kini resmi menyandang predikat sebagai pesepakbola Eropa dengan rekor penampilan terbanyak bersama negaranya.
Tak hanya mencatatkan rekor caps terbanyak di Eropa, selama 74 menit berada di lapangan sebelum digantikan Sergio Rico, Casillas juga berhasil menjaga gawangnya tetap steril. Catatan ini menambah durasi clean sheet bersama Spanyol menjadi 784 menit dalam delapan laga!
Kali terakhir gawang Casillas kebobolan adalah saat Spanyol kalah 1-2 dari Slovakia pada matchday ke-2 Kualifikasi Piala Eropa 2016 Grup C, 9 Oktober 2014. Selebihnya, tim Matador tak pernah merasakan pahitnya kebobolan jika Santo Iker mengawal gawang mereka.
Casillas kini hanya berjarak 34 menit untuk bisa memecahkan catatan pribadinya yang pernah ia ukir pada tahun 2012, saat gawangnya tak pernah kebobolan selama 818 menit. Dan laga ujicoba kontra Georgia pada Rabu (8/6) dinihari nanti menjadi kesempatan bagi Casillas mempertajam rekor clean sheet tersebut.
Melihat lawan yang akan dihadapi, potensi Casillas memecahkan rekor clean sheet itu terbuka lebar. Spanyol dengan predikatnya sebagai raja Eropa dan mantan juara dunia, jelas bukan lawan seimbang bagi tim peringkat 134 FIFA tersebut. Sehingga jika Casillas dipercaya sebagai starter, kemungkinan besar ia akan dengan mudah menjaga gawangnya tetap perawan selama lebih dari 34 menit.
Laga di Stadion Alfonso Pérez ini sendiri menjadi ujicoba terakhir Spanyol untuk mematangkan diri sebelum melakoni laga perdana grup D Piala Eropa 2016 melawan Republik Ceko, Senin (13/6). Selain menghadapi Petr Cech dkk, La Furia Roja juga akan melawan Turki dan Kroasia.
Bagi pelatih Vicente del Bosque, laga kontra Georgia ini menjadi kesempatan bagi dirinya untuk menentukan siapa kiper yang akan berdiri di bawah mistar gawang Spanyol selama perhelatan Piala Eropa 2016.
Casillas dengan predikatnya sebagai kapten tim jelas menjadi prioritas nomor satu. Namun di sisi lain ada desakan kepada pelatih 65 tahun itu agar memainkan David de Gea, yang dalam beberapa musim terakhir menunjukkan penampilan cemerlang di bawah mistar gawang Manchester United.
Ketika pamor Casillas mulai meredup, dan bahkan terbuang dari Real Madrid, di saat bersamaan De Gea berhasil memenangi predikat sebagai pemain terbaik MU. Pada musim 2015/2016, meski MU harus puas mengakhiri kompetisi di peringkat ke-5, De Gea berhasil membuat Setan Merah menjadi tim yang paling sedikit kebobolan. Musim lalu, ia membuat 15 clean sheet, atau hanya kalah dari kiper Arsenal, Petr Cech.
Atas performa apiknya itu De Gea berharap bisa menggeser posisi Casillas di bawah mistar Spanyol. “Saya harap begitu, seperti harapan semua orang yang berada di skuat yakni bermain. Tapi saya siap dengan apa yang akan diputuskan Vicente del Bosque nantinya demi membantu tim,’ kata De Gea seperti dikutip Football Espana, Minggu (5/6).
Bagi Vicente del Bosque, kemajuan yang ditunjukkan De Gea membuat kepalanya pusing. Del Bosque bingung memilih sosok yang pantas mengemban tugas sebagai kiper utama Spanyol. “De Gea, terus terang saja, dia membuat saya berpikir untuk mempertimbangkan Iker di timnas. Tapi tentu saja, saya sangat menghormati Iker, meski pikiran saya tak bisa melewatkan De Gea,” kata dia dikutip Marca.
Meski demikian Del Bosque menilai munculnya kebingungan ini sebagai sesuatu yang positif. Menurut dia, kini Spanyol tak perlu cemas karena secara keseluruhan punya kedalaman luar biasa dari mulai posisi striker hingga kiper. “Tentu ada nilai positifnya. Kami tak kekuerangan talenta dan itu sangat baik bagi persiapan tim ini,” kata dia. (Tribunnews/dod)