Laporan Wartawan SuperBall.id, Muhammad Robbani

TRIBUNNEWS.COM - Chelsea sempat mendadak menjadi klub kaya raya saat Roman Abramovich datang ke klub itu pada 2003.

Si Biru London dalam sekejap menjadi klub yang bisa dengan mudah mendatangkan pemain bintang yang berharga mahal.

Sebut saja Arjen Robben dan Mateja Kezman menjadi bintang pertama yang datang di era baru mereka saat menjadi klub kaya.

Begitu juga saat Andriy Shevchenko yang dibeli dengan harga 30 juta pounds pada tahun 2006 dari AC Milan.

Mereka bisa dengan mudah mendapatkan pemain yang mereka inginkan dengan modal melimpah dari sang pemilik yang tidak sungkan untuk menghabiskan dana besar.

Namun, saat ini dominasi mereka di pasaran bursa transfer mulai memudar dengan munculnya Manchester City yang dibeli oleh Sheikh Mansour.

Perlahan, City juga menjadi klub yang diperhitungkan sejak dibeli pengusaha kaya pada 2008 dengan skuad bertabur bintang yang mereka miliki.

Saat ini, seolah kemampuan finansial sudah tidak menjadi jaminan lagi bagi klub untuk mendatangkan pemain yang mereka inginkan.

Liga Inggris terkenal dengan keadilan mereka dalam hal membagi dana hasil hak siar.

Kabarnya, setiap musimnya semua klub mendapatkan dana sebesar 60 juta pounds dari hak siar yang mereka miliki.

Jumlah itu berkali-kali lipat dari hadiah juara Liga Champions yang berada di kisaran 25 juta pounds.

Artinya, semua klub Inggris sudah tak memiliki masalah finansial lagi dari satu sumber pendapatan saja yakni hak siar.

Chelsea pun saat ini sudah tak terlalu aktif di bursa transfer yang juga mungkin belajar dari kesalahan saat mendatangkan pemain-pemain mahal tak terpakai.

Mirror melansir, Chelsea sudah tidak mau mengulang kesalahan dengan membeli pemain-pemain seperti misalnya Papy Djilibodji, Baba Rahman, Matt Miazga, dan Michael Hector yang kenyataannya jarang dimainkan. (*)