Persib Bandung Sulit Raih Juara Meski Ada Michael Essien kata Robert Rene Alberts
Michael Essien dan Carlton Cole akan memulai petualangan di kancah sepak bola nasional akhir pekan ini
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Michael Essien dan Carlton Cole akan memulai petualangan di kancah sepak bola nasional akhir pekan ini, saat Liga 1 mulai bergulir pada 15 April 2017.
Essien (34) dan Cole (33) adalah marquee player (pemain top dunia) Persib Bandung yang kedatangan mereka sempat menjadi buah bibir persepakbolaan Tanah Air.
Persib Bandung akan menjamu Arema FC di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Sabtu (15/4/2017) pukul 18.30 WIB.
Kompetisi ini merupakan pertandingan resmi pertama sejak 2015 saat Indonesia dibekukan FIFA karena intervensi pemerintah.
Liga 1 akan menjadi panggung bagi Essien dan Cole untuk menunjukkan efek mereka bagi Persib Bandung.
Namun, kedua eks pemain Liga Inggris itu dinilai akan kesulitan beradaptasi untuk membantu Persib Bandung menjuarai gelar domestik Liga 1.
Pelatih PSM Makassar Robert Rene Alberts dalam wawancara dengan ESPN FC meragukan kedua pemain tersebut bisa memberikan kontribusi baik kepada Persib.
Pelatih asal Belanda tersebut menilai Essien dan Cole belum bisa beradaptasi karena baru bergabung dengan klub hanya dalam beberapa pekan sebelum Liga 1 bergulir.
"Mendatangkan Cole dan Essien hanya dalam beberapa pekan sebelum liga bergulir adalah hal yang sama sekali tidak masuk akal," ucap Alberts.
"Mereka pun sangat sulit menyesuaikan diri dengan sepak bola Indonesia."
"Jadi, saya tidak yakin bahwa mereka mampu melakukannya," tegas pria berusia 62 tahun itu.
Essien mulai berlatih bersama Persib Bandung sejak 28 Maret 2017.
Bintang asal Ghana itu bermain dalam laga persahabatan melawan Bali United di Stadion GBLA, Sabtu (8/4/2017).
Dalam laga tersebut, Essien baru tampil pada babak kedua.
Pada menit ke-72, pertandingan sempat terhenti.
Hal itu terjadi akibat pencetak gol kedua Bali United, Yabes Roni, melakukan aksi kurang terpuji karena menendang bola ke arah Essien dengan keras.
Mendapat perlakuan seperti itu, Essien emosi dan sempat berusaha mengejar Yabes Roni.
Namun, rekan sesama klub Essien berhasil mencegahnya.
"Mereka perlu mengontrol emosi karena wasit di sini sangat berbeda dengan di Eropa," tutur Alberts.
"Di sana (Eropa), jika seorang pemain menendang pergelangan kaki Anda, maka harusnya tendangan bebas."
"Namun di Indonesia, mereka (wasit) kerap membiarkan permainan bergulir," ungkap Alberts.
"Mereka (Essien dkk) juga harus mengerti bahwa realitas di sini tidak seperti di Eropa."
"Mereka tidak boleh berharap bola kembali dengan cepat saat Anda memberikan bola," tambah Alberts.
Berdasarkan pertimbangan itulah, Alberts menolak untuk merekut Essien.
PSM, lanjut Robert, adalah klub pertama yang ditawari merekrut Essien sebelum akhirnya bergabung ke Persib.
"Essien pertama kali ditawarkan kepada saya," kisah Alberts.
"Namun, harga 800.000 euro (sekitar Rp 11 miliar) melebihi anggaran saya."
"Kami tidak mampu membelinya."
"Karena itu, saya membeli gelandang bertahan dengan harga yang lebih murah," jelas Alberts.
Alberts lebih memilih mendatangkan Marc Klock.
Gelandang bertahan asal Belanda berusia 23 tahun itu pernah memperkuat Oldham Athletic dan Dundee.
Culture Shock
Pemain impor yang pernah merumput di negeri ini, Mario Karlovic, juga mengingatkan, tak mudah bagi Essien dan Cole bermain di Indonesia
Karlovic pernah memperkuat Minangkabau FC dan Persebaya Surabaya tahun 2010-2013.
Menurut Karlovic, tantangan di luar lapangan akan jauh lebih keras dihadapi oleh para pendatang baru.
"Essien dan Cole sedang memasuki culture shock," ujar Karlovic kepada ESPN FC.
Culture shock adalah perubahan nilai budaya yang biasanya terjadi pada orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan baru.
"Perjalanan untuk laga tandang adalah salah satu pengalaman paling melelahkan yang akan mereka rasakan," imbuh Karlovic.
Menurut pesepak bola Australia berusia 32 tahun itu, harapan suporter sepak bola Indonesia terhadap para pemain asing sangat besar, terutama Essien dan Cole.
Essien dan Cole akan dituntut terus bermain, bahkan jika sedang cedera sekalipun.