Tiga Pemain Akademi Bintang Timur Menimba Ilmu Sepakbola di Belanda
Langkah besar dibuat Akademi Sepak Bola Bintang Timur, Atambua. Mereka sukses meloloskan tiga pemain muda binaannya untuk mengikuti Pelatihan
Penulis: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Langkah besar dibuat Akademi Sepak Bola Bintang Timur, Atambua. Mereka sukses meloloskan tiga pemain muda binaannya untuk mengikuti Pelatihan Sepak Bola Pemuda Zeeland (Jeugd Voetbal Opleiding Zeeland/JVOZ) di Belanda.
Ketiga pemain di kelompok umur U-16, masing-masing Crespo Hale, Erick Yuvendi Kaba dan Martin Dalopes Yetimauh dijadwalkan bertolak ke Belanda pada akhir Maret 2019.
Pelatih Timnas Indonesia U-23 yang baru saja menjuarai Piala AFF U-22, Indra Sjafri, mengapresiasi manajemen Akademi Bintang Timur atas pencapaian ini. Lolosnya tiga pemain ini ke Belanda menjadi bukti bahwa apa yang selama ini dirancang sudah berjalan dengan benar.
"Kita bersykur apa yang dirancang Pak Fary Francis dengan mengumpulkan para pemain berbakat di NTT ternyata sangat bermanfaat," kata Indra. "Lolos dan akan berlatih di Belanda merupakan sesuatu hal yang luar biasa. Di sana, mereka akan belajar banyak hal."
Pelatih nasional asal Sumatra Barat itu menuturkan, di Belanda, tiga pemain Akademi Bintang Timur tersebut akan belajar sepakbola dengan gaya yang berbeda. Mereka juga akan belajar gaya hidup profesional.
"Harapan saya, mereka jangan lambat beradaptasi, terutama cuaca. Dari sisi teknis, harus cepat menyerap semua materi yang akan diberikan di sana," katanya lagi. "Di Eropa, termasuk Belanda, harus cepat beradaptasi. Kalau tidak, akan ketinggalan."
Indra juga mengingatkan ketiganya harus tetap rajin beribadah. Juga melihat kehidupan pemain senior di sana.
"Gaya hidup sepak bola di Eropa juga harus dia pelajari untuk kemudian dia implementasikan saat pulang ke Indonesia," Indra menegaskan. "Jangan lupa, di sana kita tidak boleh minder. Tapi harus tunjukkan bahwa mereka sudah siap bersaing di sepak bola profesional."
Kepada manajemen Akademi Bintang Timur, Indra meminta agar tidak cepat puas. "Saya minta agar kurikulum latihan terus diperbaiki. Pemain baru yang direkrut harus sesuai standar kurikulum yang ada. Jangan asal- asalan rekrut pemain," tegasnya.
Indra Sjafri yakin, potensi anak-anak NTT masih sangat banyak yang belum tersentuh. Untuk itu, dia berharap, model pembinaan yang dilakukan Akademi Bintang Timur ini terus dikembangkan di berbagai wilayah di NTT.
Pendiri Akademi dan SSB Bintang Timur Atambua, Fary Francis, mengungkapkan bahwa tiga anak yang dikirim ke Belanda ini berasal dari Alor, Timor Tengah Selatan, dan Belu.
Tanpa menyebut namanya, Fary mengaku, ketiganya adalah pemain yang langsung diseleksi coach Indra Sjafri.
Untuk tahun ini, lanjut Fary, ada lima anak Akademi Bintang Timur Atambua U-16 yang direkomendasikan ke JVOZ untuk diseleksi. Namun, hanya tiga tiga anak yang dinyatakan lolos dalam seleksi tersebut.
Fary menyebut, pelatihan ini akan dimonitor langsung oleh coach Simon Melkianus Tahamata yang merupakan mantan pemain timnas Belanda keturunan Maluku. Simon Tahamata pernah bermain untuk sejumlah klub Belanda dan Belgia pada era 1980-an, salah satunya Ajax.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.