Polemik Jasmine Sefia, Pemain Timnas Putri U-16 Indonesia yang Ramai Jadi Sorotan di Media Sosial
Jasmine Sefia dikabarkan mendapatkan peringatan dari SMP N 2 Batu.Kasus pemain muda putri yang duduk di kelas VIII 1 ini pun ramai di medsos
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, BATU – Nama pemain Timnas Putri U-16 Indonesia asal Malang yang bersekolah di kota Batu, Jasmine Sefia Wainie Cahyono menjadi sorotan di ranah sosial media (Sosmed) karena polemik nilai dan rapor di sekolahnya.
Jasmine Sefia juga dikabarkan mendapatkan peringatan dari SMP N 2 Batu karena jarang masuk dan meninggalkan banyak pelajaran kelas.
Kasus pemain muda putri yang duduk di kelas VIII 1 ini pun ramai menjadi perbincangan di media sosial.
Saat dikonfirmasi Kepala Sekolah SMP N 2 Batu, Sudiyono mengatakan kalau duduk perkara dengan anak didiknya itu karena Jasmine sudah satu semester tidak masuk.Baca: Tiga Kabar Terbaru dari Persib Soal Ezechiel, Makan Konate, dan Igbonefo
Baca: Tak Deal dengan Arema, Makan Konate Bisa Direkrut Persija Jakarta
Baca: Persija Kumpulkan Para Bintang Buat Skuat Musim 2020: Evan Dimas hingga Osvaldo Haay Diangkut?
Baca: Kabar Hangat Transfer Liga 1: Pilar Arema Menyeberang ke Persebaya, eks-Kiper Timnas ke Persib?
Baca: Kabar Populer Arema FC: Singo Edan Beri Keistimewaan Mario Gomez, Pemain Bintang Tak Dapat Jaminan
Baca: Daftar Tujuh Pemain yang Gabung Persik Kediri Musim 2020
Pada catatan yang ia tunjukkan, Jasmine tidak masuk kelas sejak 18 hingga 21 Juli 2019.
Saat itu, Jasmine tidak masuk sekolah dengan keterangan izin lantaran harus mengikuti pemusatan latihan.
Jasmine kembali tidak tidak masuk pada 12 hingga 21 Agustus dengan izin sakit.
Jasmine juga diketahui membela Tim Putri U-17 Bangka Belitung pada 25 Juli sampai 11 Agustus 2019.
Pada 2 hingga 11 September 2019, Jasmine kembali izin karena mengikuti seleksi di Persija.
Pada 23 hingga 27 September 2019, Jasmine izin ikut seleksi PS Tira Bogor.
Namun informasi yang diperolah SURYAMALANG.COM, Jasmine juga terbang ke Kirgistan membela Timnas Putri U-16 yang mengikuti babak pertama Kualifikasi AFC Womens U-16 Championship 2019 yang berlangsung dari tanggal 15 hingga 23 September 2018 di Kirgistan.
Sedangkan pada 30 September hingga 15 Desember, Jasmine izin karena mengikuti latihan rutin di Arema FC.
Jasmine juga tercatat mendapatkan pembinaan dari Bimbingan Konseling sekolah pada 5 September 2019 dan 2 Januari 2020.
“Saya takutnya anak ini dieksploitasi. Dia sudah dapat uang, uangnya seperti apa? Dia harus bekerja, kasihan kan? Ini yang kami pikirkan sebagai pendidik,” ujar Sudiyono saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (3/1/2020).
Sudiyono pun mengaku sudah berkomunikasi dengan orangtua Jasmine.
Dalam komunikasi itu, Sudiyono juga mengaku menyarankan orangtua Jasmine agar memilih home schooling untuk Jasmine.
Sudiyono merasa kasihan melihat Jasmine karena tertinggal banyak pelajaran di sekolah.
“Saya bicara secara kasihan, anak seusia ini seharusnya dapat pembelajaran di sekolah. Kalau di usia sekolah tidak menerima pembelajaran terutama sikap, katakter dan budaya, ini kan kasihan. Makannya saya sarankan agar akademik dan olahraga imbang, bisa DI masukkan ke home schooling atau dan paket kesetaraan. Tapi home schooling adanya di Kota Malang, kalau di Kota Batu tidak ada,” tegas Sudiyono.
Sudiyono juga menyampaikan kepada orangtua Jasmine kalau ijazah yang didapat dari home schooling atau paket kesetaraan adalah sama.
Ijazah bisa digunakan ke perguruan tinggi.
“Daripada terbentur aturan-aturan seperti ini? Maksud saya kalau homeschooling kan tidak seperti ini nanti jadinya,” ujarnya.
Sudiyono juga menegaskan kalau pihaknya telah memberikan keringanan dalam bentuk toleransi ketidakhadiran ke sekolah.
Namun Sudiyono juga menyayangkan karena Jasmine sering izin setelah ia berada di tempat kegiatan. Jasmine disebut tidak izin ketika sebelum kegiatan berlangsung.
“Kami tetap membimbing walaupun dia padatnya seperti ini. Memang sesuai aturan harus 10 persen tidak masuk. Tapi ini kami prioritaskan, saat ujian kami panggil dengan harapan dapat nilai. Kalau ikut seperti ini bagaimana nanti?” kata Sudiyono.
Sudiyono menjelaskan, akibat jarang masuknya Jasmine, nilainya di bawah rata-rata. Maka sekolah juga memberikan pilihan untuk mengerjakan tugas dari sekolah agar nilainya Jasmine bisa terdongkrak.
Namun Sudiyono tidak menjelaskan secara rinci berapa nilai dan mata pelajaran apa saja yang tertinggal oleh Jasmine.
“Ya nilainya masih kurang. Kami panggil tanggal 2 kemarin. Supaya nilai bagus maka Jasmine harus mengumpulkan tugas,” ungkapnya.
Baca: Tiga Kabar Terbaru dari Persib Soal Ezechiel, Makan Konate, dan Igbonefo
Baca: Tak Deal dengan Arema, Makan Konate Bisa Direkrut Persija Jakarta
Baca: Persija Kumpulkan Para Bintang Buat Skuat Musim 2020: Evan Dimas hingga Osvaldo Haay Diangkut?
Baca: Kabar Hangat Transfer Liga 1: Pilar Arema Menyeberang ke Persebaya, eks-Kiper Timnas ke Persib?
Baca: Kabar Populer Arema FC: Singo Edan Beri Keistimewaan Mario Gomez, Pemain Bintang Tak Dapat Jaminan
Baca: Daftar Tujuh Pemain yang Gabung Persik Kediri Musim 2020
Teman-teman sekelas Jasmine telah mendapatkan raport dan nilai. Sementara Jasmine sendiri belum mendapatkan raport.
Rapor masih berada di sekolah. Sekolah akan memberikan raport ke Jasmine ketika nilainya sudah masuk dan berada dalam penilaian baik.
“Ya, yang lain sudah mendapatkan rapor. Nilai sudah ada tapi kami kasihan sehingga belum kami berikan. Pasalnya, nilai ini masih dipakai sampai kelas 9,” ujar Sudiyono yang mengaku baru delapan bulan menjadi Kepala Sekolah.
Dispensasi yang diberikan kepada Jasmine berupa izin ketidak hadiran. Sedangkan penugasan kelas serta ujian, tetap berlaku.
SMP N 2 Batu memberikan Jasmine kelaluasaan untuk mengerjakan tugas baik di sekolah maupun di rumah.
“Bisa dikerjakan di sekolah atau rumah. Nanti kalau sudah selesai, dibawa ke sekolah,” papar Sudiyono.
Jasmine sendiri menurut keterangan Sudiyono merupakan warga Sumber Pucung, Kabupaten Malang.
Jasmine masuk ke SMP N 2 Batu melalui jalur prestasi. Jasmine kost di daerah Temas, Kota Batu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu Eny Rachyuningsih mengelak kalau sekolah telah melakukan diskriminasi terhadap Jasmine.
Justru sebaliknya, menurut Eny, sekolah sangat toleran terhadap Jasmine. Wujudnya, pemberian kesempatan kepada Jasmine agar nilainya tidak jelek.
“Sekarang, kalau bicara aturan normal, tidak masuk toleransinya hanya 10 persen. Ini hampir semua tidak masuk, tapi sekolah masih memberi kesempatan apakah itu bukan sebuah kebijakkan? Dan diberi kesempatan sampai mengerjakan tugas, nanti nilai yang kosong itu diisi sehingga pembobotannya adil. Senin nanti, orangtua akan dipanggil lagi, dan diberi kesempatan lagi,” papar Eny.
Kata Eny, Jasmine selama satu semester nyaris tidak pernah masuk. Jasmine hanya masuk saat UTS dan UAS saja.
Diterangkan Eny, komponen nilai itu harus dari tugas, ulangan harian, ujian tengah semesater dan akhir semester.
“Sebelum rapor itu keluar, para guru bingung. Anak ini mau dikasih nilai apa? Akhirnya dipanggillah orangtuanya. Ayolah diganti tugas agar nilainya ditutupi dengan tugas. Namun pada deadline tertentu, tugas itu tidak diberikan dan tidak digarap. Akhirnya begitu bingung, diberikanlah nilai seadanya,” kata Eny.
Jasmine membela Timnas Putri U-15 di Piala AFF yang berlangsung di Laos pada 2017.
Jasmine juga menjadi pemain andalah Pelatih Timnas Rully Nere di lini tengah saat melakoni Piala AFF 2018.
Jasmine tercatat mencetak satu gol ke gawang Thailand saat Piala AFF 2018.
Jasmine juga terbang ke Kirgistan membela Timnas Putri U-16 yang mengikuti babak pertama Kualifikasi AFC Womens U-16 Championship 2019 yang berlangsung dari tanggal 15 hingga 23 September 2018 di Kirgistan.
Pada ajang itu, Indonesia berada di grup D bersama tuan rumah Kirgistan, Australia, Taiwan dan Palestina.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Jasmine Sefia, Pemain Timnas Putri U-16 Indonesia Terjerat Polemik Nilai Sekolah di SMPN 2 Kota Batu, https://suryamalang.tribunnews.com/2020/01/03/jasmine-sefia-pemain-timnas-putri-u-16-indonesia-terjerat-polemik-nilai-sekolah-di-smpn-2-kota-batu?page=all.