Analisis Tim dengan Lini Serang Paling Menakutkan Musim 2020: Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya
Bhayangkara FC dan Persebaya Surabaya menjadi dua klub kasta tertinggi sepak bola tanah air yang cukup aktif pergerakannya di bursa transfer pemain.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Gigih
Ezechiel yang mempunyai keunggulan dalam hal kecepatan bisa saja beroperasi fleksibel dalam menjalankan perannya sebagai ujung tombak.
Kedatangan Renan Silva juga membuat Paul Munster lebih banyak memiliki opsi di lini tengah.
Mengingat sebelumnya, Bhayangkara FC telah memiliki deretan pemain berkualitas di sektor lini tengah.
Nama-nama seperti Sani Rizki, Adam Alis, Wahyu Suboseto, hingga Yoo Joon Lee menjadi pemain andalan Bhayangkara FC musim lalu di lini tengah.
Datangnya Renan membuat lini tengah akan semakin solid dan padu dalam menjalankan tugasnya.
Renan Silva diprediksi akan menjadi jenderal lapangan tengah yang akan mengendalikan jalannya pertandingan.
Kemampuan visi bermain dan kualitas umpannya menjadi Renan Silva diprediksi akan menjadi pelayan utama duet Dzumafo dan Ezechiel di lini depan Bhayangkara FC.
Renan Silva bisa berbagi peran dengan Adam Alis dalam menjalankan tugasnya.
Adam Alis bisa beroperasi di sisi sayap juga, ia akan saling berganti peran dengan Rangga Muslim yang baru saja didatangkan dari PSS Sleman.
Nur Hardianto yang direkrut dari Arema FC juga bisa menjadi senjata rahasia Bhayangkara dimana ia mempunyai insting menyerang yang baik juga.
Belum lagi kualitas yang dibawa Andik Vermansyah lewat akselerasi dan kecepatannya di sisi sayap bisa menjadi opsi penyerangan lainnya.
Gelandang asing baru Bhayangkara, Nady Bi Bola Guy-Herve bisa menjalankan perannya untuk menyeimbangkan lini tengah tim barunya.
Muhammad Hargianto dan Teuku Ichsan juga bisamenjadi sosok sentral lini tengah Bhayangkara FC.
Sementara itu, lini pertahanan Bhayangkara FC diprediksi akan diisi oleh empat pemain yang terdiri dua stopper dan dua full back.
Sektor full back kemungkinan akan ditempati oleh Putu Gede dan Ruben Sanadi.
Sedangkan posisi stopper bisa ditempati oleh Nurhidayat berduet dengan Jajang Mulyana atau Lee Won Jae.
Posisi penjaga gawang kemungkinan akan secara bergantian ditempati oleh Awan Setho dan Wahyu Nugroho.
Sementara itu, Persebaya Surabay ajuga menjadi salah satu tim yang berpotensi memiliki lini serang yang menakutkan musim depan.
Kerangka Tim Persebaya Surabaya sudah bisa dibilang lengkap untuk menghadapi Liga 1 musim depan.
Hal tersebut tidak lepas dari kedatangan Makan Konate yang dilepas Arema musim ini.
Tetapi, mengingat Persebaya Surabaya baru saja mendatangkan Mahmoud Eid, berarti, Bajol Ijo hanya memiliki satu slot pemain asing untuk musim depan, membuat trisula M-D-M di lini depan Bajol Ijo.
Dan seperti kebanyakan tim Indonesia, satu slot pemain asing biasanya akan diberikan di posisi pemain belakang.
Ternyata tidak demikian pemikiran Aji Santoso.
Ia justru memilih mendatangkan Makan Konate untuk menambah daya gedor timnya.
Praktis tim Bajul Ijo mengandalkan duet Hansamu Yama Pranata dan Arif Satria di lini belakang musim depan tanpa ada satu pemain asing pun di lini belakang.
Menarik untuk melihat bagaimana Aji Santoso meracik strategi untuk menemukan opsi jitu menyeimbangkan antar lini tim asuhannya.
Musim lalu, kala Bejo Sugiantoro menjadi cartaker Persebaya Surabaya, ia menyebutkan sebuah filosofi permainan "ngeyel" milik Bajol Ijo yang akan sangat relevan dengan taktik Aji Santoso musim ini.
"Saya suka filosofi Rusdy Bahalawan, itu yang saya pakai, pertahanan terbaik adalah menyerang, tanpa melupakan organisasi pertahanan," ujar Bejo Sugaintoro sebelum jumpa Persela Lamongan yang saat itu diarsiteki Aji Santoso, dari laman Surya.
Ya, Persebaya Surabaya tentu akan tampil total menyerang musim ini, dengan filosofi yang membawa Persebaya Surabaya menggondol gelar Juara Liga Indonesia III tahun 1997 di bawah Rusdy Bahalawan.
Dan kebetulan, Aji Santoso adalah murid sang mendiang Rusdy Bahalawan, keduanya paham betul bagaimana ketika lawan mencetak 4 gol tetapi kita bisa mengemas 5 gol, maka 3 poin tetap akan diraih.
Aji Santoso juga masuk dalam bagian dalam tim yang meriah gelar juara Liga Indonesia 1996/1997 bersama Bejo Sugiantoro, Jacksen F. Tiago, Carlos de Melo hingga alm. Eri Irianto.
Ilmu itupun diakui diterapkan Aji Santoso, menurutnya, apa yang ditunjukkan Rusdy saat itu adalah karakter sepakbola komplit : berani menyerang, terorganisir, main bersih dan etos kerja tinggi.
Dengan Aji Santoso dan Bejo Sugiantoro masih ada di jajaran kepelatihan Persebaya Surabaya, bisa dipastikan Bajol ijo masih akan mempertahankan filosofi menyerang mereka untuk musim depan.
Mengandalkan trisula David da Silva-Mahmoud Eid-Makan Konate, ditambah suntikan dari pemain lokal seperti Irfan Jaya, Oktafianus Fernando hingga Alwi Slamat, lini depan Persebaya Surabaya masih akan menakutkan.
(Tribunnews/Dwi Setiawan, Gigih)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.