Sven-Goran Eriksson Ingin Melatih Klub Liga Inggris, Sesalkan Keputusan Terdahulu
Sven-Goran Eriksson ceritakan penyesalannya selama ini yang tak bisa bertahan lama di kompetisi Liga Inggris.
Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Gigih
TRIBUNNEWS.COM - Mantan pelatih legendaris Lazio, Sven-Goran Eriksson ternyata memiliki penyesalan dalam karier melatihnya selama ini.
Pria asal Swedia yang menghantarkan Lazio menuju era keemasannya itu menyesal tak mampu bertahan lama di kompetisi Liga Inggris.
Perlu diketahui, setelah namnya moncer bersama Lazio, pria yang kini berusia 72 tahun itu pernah menjadi juru taktik dari Manchester City.
Baca: Klasemen Liga Italia: Lazio Masih Berpeluang Raih Gelar Scudetto Musim ini
Baca: Manchester City Tawarannya Ditolak Virgil van Dijk yang Akhirnya Gabung ke Liverpool
Tepatnya pada tahun 2007 hingga 2008, pelatih yang juga pernah menjadi bagian dari Sampdoria itu menangani tim asal kota Manchester itu.
"Berbicara mengenai penyesalan, tentu saja ada," terang Sven-Goran Eriksson seperti yang dikutip dari laman Manchester Evening.
Menurutnya, alasan ia menyesal tak bertahan lama di kompetisi Negri Ratu Elizbeth itu karena kualitasnya.
"Saya ingin lebih lama bertahan di Premier League (Liga Inggris)."
"Dahulu hingga sekarang, Liga Inggris menjadi kompetisi sepak bola terbaik dunia," jelas pelatih yang pernah menukangi Timnas Filipina itu.
"Hingga saat ini, tidak ada pamor liga yang mampu menyaingi gemerlapnya kompetisi di Liga Inggris," terangnya memaparkan.
Sven-Goran Eriksson sendiri memiliki rekam jejak yang cukup berkelas di Tanah Britania Raya.
Tepatnya di tahun 2001 hingga 2006, ia pernah menukangi Timnas Inggris
Pun dengan musim 2002 dan 2004, juru taktik asal Swedia itu peranh dikaitkan dengan Manchester United maupun The Blues Chelsea.
Baca: Dua Pemain Liga Spanyol Positif Corona, Salah Satunya Pinjaman dari Manchester City
Baca: Gelandang Manchester City Akui Performa Liverpool yang Luar Biasa
"Jika aku bisa tinggal di sana selama beberapa tahun lagi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi?,"
"Saya pikir dalam waktu kurang dari satu tahun setelah saya pergi, pemilik baru datang dan kehidupan benar-benar berubah untuk City," ucapnya.
Ia juga sedikit membagikan kisahnya yang hampir menjadi juru taktik Blackburn Rovers di musim 1996.
Diakuinya, meski telah menandatangani kontrak bersama tim Liga Inggris pelatih yag musim sebelumnya manangani Sampdoria akhirnya memutuskan untuk bergabung ke Lazio.
"Saya menandatangani kontrak,"
"Dan saya bertemu Tuan Walker, yang merupakan bos besar pada waktu itu. Saya menandatangani kontrak dan saya kembali ke Sampdoria di mana saya masih bekerja," cerita mantan pelatih Lazio itu.
"Ketika saya setuju untuk menangani mereka, Lazio menghubungi saya,"
"jujur itu adalah keputusan yang sulit," tukasnya.
"tetapi saya mencoba meyakinkan Pak Walker untuk membiarkan kami menghancurkan kontrak ini. Saya ingin pergi ke Lazio.
Baca: Alasan Van Dijk Memilih Bergabung ke Liverpool, Bukan Manchester City
Baca: Dua Pemain Liga Spanyol Positif Corona, Salah Satunya Pinjaman dari Manchester City
Namun pada akhirnya, pria asal Swedia itu tak jadi melatih Blackburn Rovers berkat kebesaran hati sang pemilik klub.
“Setelah beberapa pertemuan dengannya, ia berkata, 'OK, saya mengerti'. Ia membatalkan kontrak.
Walker adalah pria yang hebat, ia memahami kondisiku saat itu," akhir ceritanya.
Sven-Goran Eriksson disebut-sebut sebagai pelatih tersukses dalam sejarah Biancocelesti.
Tujuh trofi dipersembahkannya untuk Lazio, rinciannya ialah Serie A (1), Coppa Italia (2), Supercoppa Italiana (2), Piala Winners (1), Piala Super UEFA (1).
(Tribunnews.com/Giri)