Di kubu tim tamu, pelatih Christophe Galtier menyebut, AC Milan merupakan tim yang sangat solid dan penuh talenta.

"Mereka memiliki pengalaman, bakat, masa muda, kecepatan, kedalaman skuat yang apik," buka Galtier.

"Jika kami ingin mendapatkan hasil yang positif, kami harus melakukan banyak hal. Milan memiliki banyak kekuatan, tetapi juga beberapa kekurangan yang telah kami pahami," lanjut Galtier.

"Mereka adalah tim favorit, tetapi AC Milan bukan tanpa kekurangan dan saya merasa sangat termotivasi serta percaya kemampuan tim saya," imbuhnya.

Galtier juga memuji kehadiran Ibrahimovic di tim, serta permainan Rafael Leao yang menurutnya sangat jauh berkembang.

"AC Milan adalah klub bersejarah, tapi itu tim yang, seperti kami, merupakan kombinasi dari pemain muda dan pengalaman."

"Ibrahimovic? Dia dihormati dengan karier yang dimilikinya, dan ia adalah pemain teladan dari pemain muda."

"Adapun Rafael Leão, dia datang sangat muda bersama kami, kuat, dan cepat. Ia memiliki semua kualitas untuk mencapai level yang sangat tinggi.

"Bermain dengan Ibrahimovic membuatnya berkembang, Saya melihat dia sangat disipli dan tidak segan berduel memperebutkan bola, tetapi jangan lupa, Leao memulai karirnya bersama kami," ujar Galtier.

Pertandingan ini akan menjadi nostalgia bagi Simon Kjaer dan Rafael Leao.

Keduanya pernah berseragam Lille dalam waktu yang berbeda.

Bek asal Denmark ini memperkuat Lille pada kurun waktu 2013-2015, sedangkan Leao pada musim 2018-2019.

Mengenai nuansa nostalgia tersebut, Kjaer mengenang waktunya di Lille sebagai momen penentu kariernya.

"Waktu saya bersama Lille sangat penting dalam karier saya, itu seperti awal yang baru setelah waktu saya di Jerman dan merupakan periode perkembangan yang luar biasa.