Septi Mandala: Pesepakbola Harus Rutin Cek Kesehatan Agar tak Kena Sudden Cardiac Death
Indonesia kehilangan legenda sepak bola nasional yaitu Ricky Yacobi yang meninggal dunia saat bermain sepak bola di lapangan hijau.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa waktu lalu, Indonesia kehilangan legenda sepak bola nasional yaitu Ricky Yacobi yang meninggal dunia saat bermain sepak bola di lapangan hijau.
Publik pencinta si kulit bundar sangat terkejut dengan kepergian salah satu legenda Sepakbola yang dikenal ramah dan sangat bersahabat dengan siapapun.
Pemain yang lahir di Medan, Sumatera Utara 12 Maret 1963 itu meninggal di usia 57 tahun.
Mantan striker Timnas Indonesia yang sempat bermain di Liga Jepang ini mengembuskan nafas terakhir usai jatuh pingsan di Lapangan ABC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu pagi.
Pada saat itu, Ricky berlaga dalam ajang silaturahmi dengan tajuk Trofeo Medan Selection.
Menurut salah satu rekan, Lody Hutabarat, Ricky jatuh pingsan usai mencetak gol. Dia mau selebrasi, kemudian terjatuh. "Kena serangan jantung," kata Lody.
Ricky sempat dibawa ke RS terdekat, tapi nyawanya tak tertolong. Jenazah dibawa ke rumah duka di Bintaro, Tangerang Selatan.
Tak hanya Ricky, pada 31 Oktober lalu, ada pula pesepak bola yang menghembuskan nafas terakhirnya pasca bermain sepak bola di Stadion Merpati, Kota Depok.
Mereka yang meninggal dunia saat ataupun usai bermain sepak bola rata-rata usianya lebih dari 40 tahun.
Menyikapi hal tersebut, dokter Persikabo 1973, Septi Mandala mengatakan bahwa fenomena tersebut dinamakan Sudden Cardiac Death (SCD).
"Tentu publik sepak bola Indonesia sangat kehilangan sosok legenda seperti Ricky Yacobi. Dalam istilah kedokteran, meninggal dunia saat bermain sepak bola dikarenakan henti jantung mendadak," ujarnya, Senin (23/11/2020).
Lebih lanjut, Septi membeberkan bahwa kasus kematian saat bermain sepak bola bisa jadi disebabkan oleh penyakit bawaan yang diderita seseorang.
Untuk itu, Septi menganjurkan bahwa sebelum bermain sepak bola ataupun beraktifitas lainnya, seseorang dianjurkan untuk rutin melakukan pengecekan kesehatan.
"Sudden cardiac death, biasanya ada penyakit penyerta. makanya perlu cek kesehatan minimal 1 tahun sekali," tegasnya.
Sementara itu, Septi menganjurkan bahwa seseorang yang usianya sudah mencapai 40 tahun ke atas, sebaiknya mengetahui kesanggupan kondisi tubuh masing-masing.
"Kalau untuk seorang yang telah berusia 40 tahun ke atas, ebenarnya harus tahu batasan. Ketika di lapangan nafas sudah mulai terengah-engah, sulit berbicara sebaiknya segera minta ditarik keluar dan langsung berkonsultasi ke tim medis," ungkapnya.
Selanjutnya, Septi pun meminta agar ke depannya pihak penyelenggara manapun harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan pemain sekalipun pertandingan sepak bol bertajuk uji coba.
"Ketika ada pertandingan uji coba atau fun football, minimal ada tim medis deh, ambulans atau semacamnya. Itu minimalnya. Kita sama-sama saling mengingatkan, soalnya kadang suka bablas kalo sudah main," tandasnya.