Wajah Baru Italia di Euro 2021: Sentuhan Magis Roberto Mancini Manipulasi Tradisi Lama Gli Azzurri
Italia tampaknya memiliki wajah permainan yang baru dalam mengarungi turnamen Euro 2021 di bawah asuhan Roberto Mancini.
Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Italia tampaknya memiliki wajah permainan baru dalam mengarungi turnamen Euro 2021 di bawah asuhan Roberto Mancini.
Mancini seakan-akan mampu membuat Italia memanipulasi tradisi lama menjadi kekuatan yang berbeda dalam gelaran Euro 2021.
Jika merujuk pada kekuatan Italia pada masa lalu, setiap orang pasti memikirkan sebuah tim yang sangat kental dengan tradisi bernama Catennacio alias seni bertahan yang hebat.
Hanya saja kedatangan Mancini seakan meniupkan angin baru dengan bukti ia mengesampingkan tradisi lama tersebut.
Baca juga: Jadwal Semifinal Euro 2021 Malam Ini: Italia vs Spanyol, Live RCTI & Cara Nonton Mola TV Akses Sini
Baca juga: Prediksi Skor Italia vs Spanyol di Semifinal Euro 2021: La Furia Roja Waspadai Sihir Ajaib Mancini
Eks pelatih Manchester City itu seakan mampu membuat Italia tak hanya mengandalkan pertahanan saja, melainkan juga penyerangan.
Buktinya Italia mampu menjadi salah satu tim paling produktif di babak kualifikasi Euro 2021 dengan koleksi 37 gol.
Catatan gol tersebut hanya kalah dari Belgia yang berhasil mengoleksi 40 gol sepanjang babak kualifikasi.
Hal itu menandakan kekuatan Italia kini tak hanya bertumpu pada pertahanan saja, namun penyerangan pula.
Baca juga: Hasil Euro 2021, Italia Menang Tipis dan Lolos ke Semifinal, Mancini: Seharusnya Bisa Banyak Gol
Jika ditelisik lebih mendalam, Italia kerap kali mengusung formasi yang bertumpu pada pertahanan.
Sebagaimana misal dua turnamen besar yang sukses dilakoni Italia pada beberapa tahun yang lalu.
Ketika Italia menjadi jawara Piala Dunia 2006 dan runner-up Euro 2012, Italia lebih kerap menggunakan skema formasi 4-2-3-1 atau 3-5-2.
Hanya saja perubahan drastis terlihat dalam skema formasi yang diusung Mancini di perhelatan Euro 2021.
Formasi 4-3-3 yang berorientasi pada penyerangan menjadi pemandangan berbeda dari sebuah tim yang terkenal dengan taktik catennacionya pada masa lalu.
Dengan opsi tiga penyerang, Italia seakan-akan lebih memilih untuk menekan pertahanan lawan daripada memililih bertahan atau menunggu kesempatan melakukan serangan balik.