Adaptasi Juan Cuadrado di Juventus, Kunci Skema Allegri yang Dibuang Chelsea
Adaptasi Juan Cuadrado di Juventus, pengorbanan besar untuk skema Massimiliano Allegri
Penulis: Gigih
Udinese langsung jatuh cinta dan memutuskan mndatangkannya semusim kemudian.
Di Udinese, karir Cuadrado tidak berjalan mulus, perpindahannya menjadi winger adalah sebabnya, ia belum bisa beradaptasi dan dipinjamkan ke Lecce sebelum akhirnya dilepas ke Fiorentina.
Bersama Fiorentina, Cuadrado jauh lebih berkembang, musim perdananya di La viola ia mengemas 15 gol, sebelum akhirnya mencetak 15 gol pada musim 2013/2014, di mana dengan cerdas ia beradaptasi menjadi winger dalam skema Vincenzo Montella.
Di Piala Dunia 2014, bakatnya kembali bersinar, ia menjadi komponen penting bagi tim asuhan Jose Pakerman bersama dengan Falcao dan juga James Rodriguez di lini serang.
Penampilannya membuat Chelsea kepincut untuk mendatangkannya di bursa transfer musim panas 2015.
Tetapi situasi tidak menguntungkan bagi pemain kelahiran 1988 ini, didatangkan dengan mahar 23 Juta Pounsterling, Cuadrado gagal bersinar di Chelsea.
The Blues juga tidak dalam performa terbaik dengan hanya finish di peringkat 10 akhir musim di bawah asuhan Jose Mourinho saat itu.
Baca juga: Alessandro Florenzi, Pesaing Calabria di AC Milan, Pujian Pique dan Pelajaran Stefano Pioli
Baca juga: Menerjemahkan Marcelo Brozovic di Inter Milan, Bebaskan Calhanoglu dan Nicolo Barella Berkreasi
Cuadrado dianggap kurang kreatif dan hanya mengandalkan kecepatan, belum lagi persaingannya bersama dengan Oscar, Hazard dan William, menjadikannya penghangat bangku cadangan.
Beruntung, Juventus pada 2015 membutuhkan suntikan kecepatan untuk mengakomodasi umpan memanjakan dari Paul Pogba, Hernanes saat itu gagal menjawab tantangan Allegri, pun dengan Asamoah yang inkonsisten.
Bersama Juventus, ia tak tergantikan, dan sang pemain juga menyatakan tekadnya untuk jengkang dari Chelsea, dua musim kemudian ia secara permanen bergabung bersama Juventus.
Perubahan kembali terjadi ketika Allegri pada awal musim 2018, mengembalikan posisi Cuadrado sebagai fullback, ia tidak puas dengan peampilan Martin Caceres dan belum matangnya Joao Cancelo di awal musim membuat Cuadrado menempati dua posisi dalam satu musim.
Tetapi semua lunas, Cuadrado tampil apik di posisi fullback, dan menjadi puzzle tak tergantikan dari era Allegri, Pirlo dan Sarri.
Kini di era baru Sarri bersama Juventus, ada peluang untuk Cuadrado kembali bersinar, usianya memang tidak lagi muda, 33 tahun, tetapi kecepatannya masih sangat dibutuhkan Juventus.
Pengorbanan dan perjalanan Cuadrado tentu terbayar lunas dengan kepercayaan yang didapatkannya di Juventus, dan tentu saja Allegri masih akan mengandalkannya untuk meraih Scudetto musim ini.
(Tribunnews.com/Gigih)