Kebangkitan Lazio, Kehadiran Simone Inzaghi, Konsistensi Lotito, Ketajaman Immobile & Peluang Sarri
Kebangkitan Lazio di Liga Italia, Konsistensi Claudio Lotito, kecermatan Simone Inzaghi, ketajaman Ciro Immobile dan Milinkovic-Savic
Penulis: Gigih
Mereka finish di peringkat 5 klasemen akhir Liga Italia, dan tentu saja tidak ada yang lebih manis dari kemenangan 1-3 atas AS Roma di akhir April, bulan yang sama ketika Simone Inzaghi ditunjuk sebagai pelatih.
Lazio menjadi tim yang sangat mematikan di lini depan, mereka mengemas 74 gol musim tersebut, hanya kalah dari Roma dan Napoli, dan berjarak 3 gol dari pemuncak klasemen.
Gli Aquoti cukup konsisten, meskipun musim 2018/2019 sempat berada di peringkat 8 klasemen, tetapi mereka tidak pernah keluar dari 5 besar klasemen.
Prestasi terbaik mereka adalah musim 2019/2020 di mana Lazio menjadi peringkat 4 akhir klasemen dan tentu prestasi Ciro Immobile sebagai peraih golden boot Eropa dengan 36 gol.
Tetapi yang tidak bisa dilupakan, mereka menjadi juara Coppa Italia pada 2018/2019 dan Supercoppa Italiana pada 2017 dan 2019.
Tidak ada lagi stadion dengan 3.000 penonton, Lazio memiliki rataan 46.000 penonton tiap berlaga di Olimpico, dan konsisten dalam 5 musim terakhir.
Romantisme antara supporter dan klub seolah kembali, hubungan keduanya merenggang ketika Lotito mengambil alih klub pada 2004.
Lotito adalah orang dengan perhitungan bisnis ketat, ia adalah orang pertama di Italia yang menarik keistimewaan Ultras terkait penjualan tiket masuk, dan membuat ultras Lazio sempat melayangkan protes karena kebijakan ini.
Ia sangat hati-hati di bursa transfer, dan menghitung tiap sen pengeluaran klub untuk gaji, operasional hingga perawatan stadion.
Tetapi tidak ada yang melupakan reaksi Lotito ketika Lazio menang atas AS Roma di final Coppa Italia 2013 melalui gol tunggal Senad Lulic di menit 71.
Lotito memeluk semua jajaran direksinya tepat di depan pemilik dan direksi AS Roma yang berada di bawah kusri VIP Stadion Olimpico.
Inilah yang menggambarkan bahwa Lotito mencintai Lazio, dan akan melakukan apapun, tetapi dengan perhitungan cermat dan mencegah kejadian awal 2000 an di mana Lazio mengalami krisis terjadi.
Di bursa transfer, sejatinya tidak ada pendekatan istimewa dari Igli Tare sebagai direktur olahraga, pendekatannya sangat konservatif untuk mendatangkan pemain.
Tetapi kebijakan ketat Claidio Lotito-lah yang membuat lazio bisa sangat strategis dan sehat secara keuangan.