Jebloknya Performa Harry Kane: Imbas Taktik Nuno Santo dan Menonjolnya Peran Son Heung-min
Sudah terlalu lama Tottenham asyik dengan Son Heung-min sampai melupakan potensi dalam diri Harry Kane.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Kane sejak musim lalu bersama kepelatihan Jose Mourinho merupakan striker kreatif yang sering menjemput bola hingga ke tengah.
Dengan begitu, Kane dapat muncul dari lini kedua untuk mencetak gol.
Musim lalu, pemain berpostur 188 cm tersebut mampu menjadi top skor Liga Primer Inggris dengan torehan 23 gol.
Masalahnya, hal tersebut tak bisa dilakukan Harry Kane musim ini.
kehadiran Delle Alli di belakangnya membuat ia harus membagi peran dengan sang gelandang serang.
Harry Kane tak mampu menciptakan progresi serangan untuk dirinya sendiri di tengah.
Alli yang berdiri tepat di belakangnya membuat ia harus mengalah untuk fokus berada di kotak penalti.
Musim ini, dilansir fbref, shots total Harry Kane berada di angka 2.88 per pertandingan, jauh turun dibandingkan musim lalu yang mencapai angka 4.01 per pertandingan.
Lebih seringnya Kane berada di kotak penalti membuat ruang tembaknya semakin menurun.
Kane bukanlah gol getter yang menunggu bola, ia bisa mencari peluangnya sendiri dengan menjemput bola ke tengah.
Ia tak seperti Romelu Lukaku ataupun Jamie Vardy yang mematikan di kotak penalti memanfaatkan peran para gelandang.
Lebih dari itu, Harry Kane adalah tipe striker dan trequartista, akan semakin berbahaya jika berada di lini kedua.
Musim lalu saja, bermain dengan lebih banyak menjemput bola, xG Harry Kane berada di angka 2.18. Statistiknya begitu menurun musim ini.
xG sang striker hanya mencapai angka 1.17 dari 481 menit yang sudah ia jalani bersama The Lilywhites.