Menilik Cara Klub Indonesia Dapatkan Pemain Muda, Bantu Shin Tae-yong Lakukan Regenerasi di Timnas
Peran klub di Indonesia yang gencar menurunkan pemain muda, memudahkan Shin Tae-yong dalam melakukan regenerasi di skuat Timnas Indonesia.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
Alfeandra Dewangga (20 tahun), Damas Damar (20 tahun) dan Pratama Arhan (19 tahun) adalah deretan pemain muda yang mendongkrak performa apik mereka musim ini.
Bahkan, nama yang disebutkan terakhir merupakan punggawa Timnas Indonesia yang selalu menjadi pilihan Shin Tae-yong memperkuat lini pertahanan sebelah kiri Garuda.
Memaksimalkan SSB
Tak semua klub di Indonesia mempunyai scout, maka yang paling sering dilakukan adalah mengambil pemain-pemain dari Sekolah Sepak bola (SSB) yang ada di Indonesia.
Klub lokal Indonesia sangat sering mencomot bakat-bakat muda yang ada di SSB seluruh Indonesia, terutama SSB yang memiliki nama besar.
Contoh yang paling nyata adalah SSB yang terletak di Pulau Ambon, SSB Tulehu.
Ada empat SSB yang dianggap besar di Tulehu. Keempat SSB itu adalah SSB Tulehu Putra, SSB Hurnala Putra, SSB Maehanu, dan SSB Nusa Ina.
Kecintaan masyarakat Ambon terhadap sepak bola membuat SSB disana begitu laris dan tak pernah kehabisan talenta.
Banyak jebolan Timnas yang berasal dari SSB di sana. Sebut saja Manahati Lestusen, Hasyim Kipuw, Abdul Lestaluhu, dan punggawa timnas senior saat ini Yabes Roni.
SSB milik DKI Jakarta, SKO Ragunan, juga tak kalah mentereng. SSB tersebut berhasil mengorbitkan bakat-bakat mentereng.
Nama-nama seperti Muhammad Hargianto, Andritany Ardhiyasa, Putu Gede Juni Antara, hingga andalan timnas saat ini Egy Maulana Vikri merupakan jebolan dari SKO Ragunan.
Dengan gencarnya klub-klub Indonesia memaksimalakan sistem scout dan SSB, maka akan semakin banyak pula bakat-bakat muda potensial yang akan diorbitkan hingga nantinya dapat menembus skuat Timnas Indonesia.
Indonesia tak pernah kehilangan bakat pemain muda, tiap tahunnya selalu ada nama-nama mentereng yang tampil mengesankan di klub ataupun Timnas Garuda.
Pekerjaan rumah ada pada pemain dan klub itu sendiri dalam mengembangkan dan menjaga bakatnya agar mampu tampil konsisten hingga di usia yang matang.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)