Moise Kean, Solusi Menyerang & Bertahan Juventus, Gantikan Dybala, Geser Morata
Peran Moise Kean memang tidak terlalu fantastis, tetapi efektif untuk menjadi pendongkrak lini serang sekaligus defensive striker yang tak pemalas.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
"Saya selalu menonton pertandingan (Juventus) ketika saya bisa." tungkasnya.
Dan benar saja, mimpi kean untuk kembali berseragam La Vecchia Signora dijawab oleh manajemen Juventus.
Pada hari terakhir bursa transfer, Juventus meminjam Moise Kean dari Everton selama dua tahun dan memiliki kewajiban mempermanenkan pada 2023 dengan mahar 20 juta euro.
Berposisi sebagai striker, tak membuat kean harus melulu dimainkan sebagai no 9, ia juga dapat bergerak secara dinamis untuk mengisi sisi sayap serangan, seperti apa yang ia tunjukkan bersama PSG.
Dalam pola 4-4-2 yang dimainkan Allegri saat melawan AS Roma, ia menaruh Kean di depan bersama Federicho Chiesa.
Kean disokong oleh Federicho Bernadeschi dan Juan Cuadrado yang berada di sisi kiri dan kanan penyerangan Juventus.
Di lini tengah, Manuel Locatelli dan Rodrigo Bentacur berperan sebagai gelandang jangkar yang berperan sebagai pemutus serangan lawan sekaligus pengatur tempo serangan I Bianconeri.
Formasi tersebut memang tak membuat Juventus tampil agresif, namun serangan yang mereka gencarkan mampu berjalan dengan efektif.
Dari hanya 2 shot on target yang dilakukan, I Bianconeri mampu mencetak 1 gol, tim asuhan Allegri tersebut juga mampu menciptakan 3 big changes, sedangkan Roma yang bermain lebih agresif hanya menciptakan 1 big changes.
Moise Kean bukanlah striker manja yang menunggu bola di depan, ia begitu aktif menjemput bola dari sisi sayap dan tengah.
Ia juga rajin membantu pertahanan Juventus dengan melakukan presser kepada pemain belakang dan tengah AS Roma, sebagai pemain muda ia memiliki etos kerja yang sangat baik.
Keuntungan meminta penyerang untuk turun membantu pertahanan tim adalah pemain tengah dan pemain belakang bisa lebih berkonsentrasi dalam mempertahankan bentuk pertahanan yang telah direncanakan.
Dalam beberapa situasi bertahan, Kean-lah yang bertindak sebagai presser utama pada pemain lawan yang menguasai bola.
Sedangkan para gelandang dan bek yang berada di dekatnya lebih berfungsi sebagai cover, berjaga-jaga bila lawan yang dijaga Kean mampu meloloskan diri.
Dengan cara ini, bek Juventus tidak perlu mengambil risiko untuk keluar dari posisi yang malah menyebabkan banyak celah di pertahanan.
Itulah mengapa, I Bianconeri mampu menjaga keperawanan gawangnya dari para pemain depan AS Roma yang terkenal produktif musim ini.
Nampaknya, Kean akan lebih sering turun ke lapangan untuk Juventus musim ini ketimbang Alvaro Morata.
Perannya memang tidak terlalu fantastis, tetapi efektif untuk menjadi pendongkrak lini serang sekaligus defensive striker yang tak pemalas.
(Tribunnews.com/Deivor Ismanto)