Produktivitas Gol Sangat Tinggi, Man City Tak Butuh Striker Murni, Tanpa Striker City Tertajam
Jauh-jauh hari Pep Guardiola sudah menyiapkan jawaban sarkastik jika ada yang menanyakan kenapa tak ada striker murni di timnya.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Direct Points
- Tanpa striker, City tertajam musim ini
- Tembus 113 gol tahun 2011 ini, lewati rekor Arsenal 112 gol pada 1963
- City sapu bersih 10 kemenangan beruntun di liga
TRIBUNNEWS.COM, MANCHESTER- Jauh-jauh hari Pep Guardiola sudah menyiapkan jawaban sarkastik jika ada yang menanyakan kenapa tak ada striker murni di timnya.
"Saya akan bilang sesuatu kepada Anda," ujar Guardiola kepada para jurnalis pada Oktober lalu, usai City membantai Brighton 4-1.
"Suatu hari kami akan kalah, dan kalian mungkin akan bertanya apakah saya butuh seorang striker. Sungguh, saya tak percaya ada yang masih menanyakan soal itu," tuturnya dikutip dari Daily Mail.
Setelah Sergio Aguero pergi ke Barcelona, City memang tak punya lagi pemain dengan tipikal striker murni. Mereka berusaha mendatangkan Penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane.
Setelah lewat kontroversi yang penuh drama, pembelian itu akhirnya tak terwujud.
Jadilah City tinggal punya Gabriel Jesus yang perannya lebih sebagai penyerang sayap. Ferran Torres, striker plus winger, malah baru saja dilepas ke Barcelona.
Tapi dengan produktivitas gol sangat tinggi seperti saat ini, City sepertinya memang tak membutuhkan lagi striker.
Tanpa kehadiran striker murni, buktinya The Citizens tetap sangat tajam, bahkan yang tertajam sampai pekan ke-20 ini dengan mengemas 51 gol, di atas Liverpool dengan 50 gol dari 19 laga.
Empat laga terakhir, mereka mengumpulkan 18 gol. Setelah menggilas Leeds United 7-0, City melalap Newcaste 0-4, dan Leicester City 6-3.
Laga terakhir kemarin (30/12), The Citizens harus bekerja ekstra keras membobol pertahanan ketat Brentford. Dan akhirnya bisa menang 1-0 berkat gol semata-wayang Phil Foden di menit ke-16 pada ke-20 Liga Primer di Stadion Brentford Community, Middlesex.
Fluiditas atau pergantian peran yang cair di lini depan, tetap menjadi pilihan utama Guradiola, ketimbang dengan pendekatan tradisional yang hanya mengandalkan satu, atau dua ujung tombak.
Melawan Brentford, kali ini Jack Grealish yang memulai sebagai penyerang sentral, dengan Kevin De Bruyne bergabung dengannya dari lini tengah, dan Phil Foden, serta Gabriel Jesus beroperasi dari sayap.
Kebebasan bergerak menjadi kunci mereka. Melawan para bek raksasa Brentford dengan umpan silang tinggi adalah upaya yang tak efisen, dan hanya membuang-buang waktu.