Dua Mata Pisau Arogansi Ralf Rangnick: Sukses di Jerman, Blunder di Russia, Sinyal Bahaya Man United
saat Rangnick melanjutkan karir di Rusia untuk menjadi direktur olahraga dan pengembangan di awal tahun 2021, karirnya justru menemui jalan terjal.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
![Dua Mata Pisau Arogansi Ralf Rangnick: Sukses di Jerman, Blunder di Russia, Sinyal Bahaya Man United](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/gol-tunggal-fred-warnai-debut-ralf-rangnick_20211206_080947.jpg)
Gaya kepelatihan seperti itu tak asing dengan juru taktik Liverpool bukan? ya, gegenpressing adalah cetusan dari Ralf Rangnick yang dijadikan senjata Jurgen Klopp untuk The Reds.
Rangnick adalah maha guru untuk pelatih-pelatih dari Jerman. Nama-nama seperti Jurgen Klopp, Thomas Tuchel, hingga pelatih Bayern Munchen, Julian Nagelsmann merupakan murid-nya.
Nama yang disebutkan pertama dapat dibilang sebagai sosok yang menaruh kiblat permainannya seperti Rangncik.
Beberapa pemain Liverpool sekarang adalah bekas asuhan Rangnick ang ia godok di klub terdahulunya.
"Klopp tidak perlu berterima kasih kepada saya. Ini jelas bukan kebetulan bahwa ia memiliki empat mantan pemain saya (Sadio Mane, Naby Keita, Firmino, dan Joel Matip)," Kata Rangnick dilansir BT Sport.
"Karena itu menunjukkan bahwa ia sebenarnya mencari jenis pemain yang sama, dengan aset yang sama, dengan mental yang sama," lanjutnya.
Jelas bukanlah tanpa alasan mengapa Klopp seniat itu untuk menerapkan filosofi Rangnick untuk Liverpool yang sedang ia buat menjadi tim terbaik Eropa.
Karir sepakbola Rangnick begitu mentereng, dia dikenal sebagai profesor sepakbola dengan kecerdasannya meramu taktik dan strategi.
Rangnick memulai karir kepelatihannya sejak tahun 1983, saat itu ia menjadi pemain sekaligus pelatih untuk tim Jerman, Viktoria Backnang di usia 26 tahun.
Baca juga: 5 Pemain yang Potensial Didekati Chelsea Pada Masa Bursa Transfer Mendatang
Baca juga: Tuchel Bicara Empat Mata dengan Lukaku, Setelah Lukaku Tak Masuk Dalam Skuat Chelsea Lawan Liverpool
Kemudian karir kepelatihannya terus menanjak hingga mampu membawa Schalke 04 lolos ke final DFB Pokal dan duduk sebagai runner up di Bundesliga musim 2004/2005.
Di musim selanjutnya, Rangnick sukses membawa Schalke menjadi jawara DFB Pokal dan secara mengejutkan mengantar The Royal melaju ke babak semi final Liga Champions musim 2010/2011.
Berkat kecerdasannya dalam berteori, ia dirasa lebih cocok untuk duduk dengan jabatan yang lebih tinggi daripada menjadi seorang pelatih.
Pada tahun 2012 ia direkrut oleh RB Leipzig untuk menjadi Direktur Olahraga guna mengangkat performa mereka yang saat itu masih berada di kasta keempat kompetisi sepakbola Jerman.
Rangnick pun langsung mencarikan pelatih untuk Leipzig yang sesuai dengan ideologi sepakbola yang ia usung, nama Alexander Zorniger pun ditunjuk.