Klub Peserta Liga 1 Diharapkan Kerja Sama Jaga Prokes Covid-19
Temuan kasus infeksi Covid-19 di BRI Liga 1 musim 2021/2022 dapat mengancam keberlangsungan kompetisi sepakbola kasta teratas di Indonesia tersebut.
Editor: Toni Bramantoro
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan kasus infeksi Covid-19 di BRI Liga 1 musim 2021/2022 dapat mengancam keberlangsungan kompetisi sepakbola kasta teratas di Indonesia tersebut.
Operator Liga 1 musim ini, PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan federasi sepakbola nasional, PSSI susah payah meyakinkan Pemerintah Pusat untuk menerbitkan izin penyelenggaraan kompetisi sepakbola di masa pandemi.
Namun baru 22 pekan Liga 1 berlangsung, kasus infeksi Covid-19 di dalam kompetisi mulai ditemukan.
Pertama adalah kasus infeksi pada lima pemain Arema FC, yakni Carlos Fortes, Renshi Yamaguchi, Sergio Silva, Adison Maringa dan Fabiano Beltrame.
Kasus infeksi Covid-19 lain yang baru-baru ini ditemukan di Liga 1 berasal dari klub Persija Jakarta.
Pemain Macan Kemayoran, Riko Simanjuntak diinformasikan menjadi suspek Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilakukan pada Rabu, 26 Januari 2022, kemarin.
Bercermin pada temuan-temuan kasus Covid-19 tersebut di atas, PT LIB mengharapkan para klub peserta Liga 1 mau bekerja sama untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat dan teratur.
Bila kasus Covid-19 makin marak, tidak menutup kemungkinan kompetisi bakal dihentikan.
"Tolong pemain semua dan klub jaga agar tidak terjadi penyebaran Covid-19 yang lebih besar lagi," ucap Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita kepada Tribunnews.com, Sabtu (29/1/2022).
"Dan juga liga jadi rugi kalau kasus Covid-19 terus ada, nanti kalau kompetisi dihentikan pemerintah lagi bagaimana?"
"Makanya jangan sampai terjadi dan klub harus mau bekerja sama," sambung dia.
Hadian menekankan agar klub-klub peserta Liga 1 tidak lalai dalam menerapkan protokol kesehatan.
Tidak boleh ada pemain ataupun klub yang meninggalkan lokasi karantina selama kompetisi berlangsung, sebagaimana ditetapkan dalam sistem bubble.
"Kita sudah imbau jangan sampai ada kegiatan-kegiatan di luar. Semua klub harus karantina sebelum sampai sesudah pertandingan. Kita harus jaga prokes sama-sama," tegas Hadian.
"Terinfeksi ini bisa dari mana saja, karena pemain-pemain juga ada yang datang ke sini dengan keluarganya. Bisa saja mereka mengadakan pertemuan dengan saudara-saudaranya di luar pertandingan, kan bisa saja itu terjadi," papar dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.