Thomas Tuchel Merasa Feeling di Pinggir Lapangan Beda dengan di Kantor, Perjuangan pada Masa Isolasi
Thomas Tuchel sempat menjalani isolasi mandiri karena positif Covid-19, dia sempat cuma menyaksikan timnya berjuang lewat televisi. Feelingnya beda
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
TRIBUNNEWS.COM, ABU DHABI- Secanggih apa pun teknologi tetap tak bisa menghasilkan feeling yang didapat saat di pinggir lapangan.
Demikianlah, pelatih Chelsea, Thomas Tuchel harus bergelut dengan frustrasi di masa isolasi mandiri karena positif Covid-19, dengan menyaksikan timnya berjuang di semifinal Piala Dunia Antar-klub, hanya dari televisi nun di Inggris sana.
Teknologi penunjang terbilang komplet.
Dia memakai televisi layar raksasa. Dia juga bisa kontak setiap saat dengan asisten pelatih.
"Saya juga punya sinyal taktis untuk melihat seluruh lebar lapangan. Tapi saya tak mendapatkan feeling. Melatih asal soal feeling di pinggir lapangan langsung, tak bisa hanya dari kantor," katanya di Skysports.
Demi bisa menukangi tim langsung di lapangan, Tuchel pun beberapa kali ke bandara, tapi harus kembali pulang karena masih positif saat dites Covid.
Dia mencoba peruntungan terakhir, dan syukurnya hasil tesnya negatif sehingga akhir bisa terbang ke Abu Dhabi.
"Saya tiba pukul 8.15 AM saat makan malam. Saya tiba tepat waktu, meski tak melihat merekal latihan terakhir. Saya langsung memimpin rapat untuk pertandingan," katanya.
Perjuangan yang tak sia-sia. Kemarin, Tuchel penuh bahagia bisa mengangkat trofi ketiganya (liga Champions, UEFA Supercup, Club World Cup) bersama The Blues.
Kai Havertz menjadi penentu kemenangan. Kai Havertz seperti dilahirkan untuk jadi penentu Chelsea di momen bersejarah.
Lewat gol penentu kemenangannya, pemain berusia 22 tahun ini membawa The Blues juara Liga Champions, dan juara Piala Dunia antar-klub.
Rekor yang hanya bisa ditorehkan sebelumnya oleh Lionel Messi.
29 Mei 2021 lalu, gelandang serang berusia 22 tahun ini mencetak gol semata-wayang kemenangan The Blues 1-0 atas Manchester City untuk mempersembahkan trofi Liga Champions kedua bagi The Blues.
Dan kemarin, pemain asal Jerman ini pula yang jadi penentu kemenangan Chelsea 2-1 lewat gol penaltinya di babak tambahan atas Palmeiras untuk mempersembahkan trofi Piala Antarklub pertama bagi Chelsea.
Gol penentu dari titik putih kemarin, kata Havertz, sangat gila, dan menegangkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.