Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Inter Milan Alami Paceklik, Kecerdasan Inzaghi Diuji, Contek Langkah Tuchel di Chelsea Jadi Solusi

Jika dikalkulasi, Inter Milan telah gagal mencetak gol di empat laga beruntun saat melawan Liverpool, Sassuolo, Genoa, dan AC Milan.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
zoom-in Inter Milan Alami Paceklik, Kecerdasan Inzaghi Diuji, Contek Langkah Tuchel di Chelsea Jadi Solusi
Miguel MEDINA / AFP
Para pemain Inter Milan merayakan kemenangan setelah memenangkan pertandingan sepak bola Piala Super Italia (Supercoppa italiana) antara Inter dan Juventus pada 12 Januari 2022 di stadion San Siro di Milan. 

Jauh turun dibanding pertandingan yang sudah dijalani Nerazzurri dalam partai-partai sebelumnya. Pasukan Inzaghi itu mengumpulkan rata-rata penguasaan bola sebanyak 59.33%.

Gelandang AC Milan Italia Alessandro Florenzi berebut bola dengan gelandang Inter Milan Kroasia Ivan Perisic pada pertandingan sepak bola leg pertama semifinal Piala Italia antara AC Milan dan Inter Milan di Stadion Giuseppe Meazza di Milan pada 1 Maret 2022.
Gelandang AC Milan Italia Alessandro Florenzi berebut bola dengan gelandang Inter Milan Kroasia Ivan Perisic pada pertandingan sepak bola leg pertama semifinal Piala Italia antara AC Milan dan Inter Milan di Stadion Giuseppe Meazza di Milan pada 1 Maret 2022. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Baca juga: Hasil Coppa Italia: Gagal Kalahkan Inter Milan, AC Milan Apes Kehilangan Romagnoli yang Cedera Lagi

Baca juga: AC Milan vs Inter Coppa Italia Tanpa Gol, Pioli Klaim Rossoneri Layak Menang atas Nerazzurri

Dengan ditekannya lini tengah Inter Milan maka kesempatan mereka untuk mengalirkan bola ke depan pun makin sedikit.

Kombinasi yang biasa dilakukan Barella dan Calhanoglu untuk melayani dua striker di depan pun mulai menurun intensitasnya.

Striker yang paling sering dimainkan Inzaghi adalah Edin Dzeko dan Lautaro Martinez, keduanya merupakan pemain yang memiliki tipikal target man dan membutuhkan pelayan untuk mencetak rentetan gol.

Jika tak ada kreativitas dan sumber umpan yang matang dari lini tengah, maka torehan gol mereka pun juga ikut menurun.

Masalah seperti ini tak boleh dibiarkan Inzaghi jika ingin mempertahankan gelar Liga Italia dan membawa Nerazzurri lebih berprestasi di musim pertamanya menjadi juru taktik.

Apa yang dialami Inzaghi hampir mirip dengan apa yang akhir-akhir ini sedang menjadi masalah Thomas Tuchel di Chelsea.

Berita Rekomendasi

Sama-sama bermain dengan pakem tiga bek, Chelsea juga sempat terseok-seok di pertengahan musim Liga Inggris.

Namun, Tuchel pun segera peka dengan hal tersebut dan mengubah sistem tiga beknya (3-4-3/3-5-2) dan lebih sering bermain menggunakan pakem 4-3-3 dan 4-2-2-2.

Ekspresi pelatih Chelsea asal Jerman, Thomas Tuchel dari tempat duduknya dalam laga Liga Inggris antara Aston Villa melawan Chelsea di Stadion Villa Park, Birmingham, Inggris, Senin (27/12/2021) dini hari WIB. Chelsea memenangi pertandingan dengan skor 3-1 (1-1). AFP/Oli SCARFF
Ekspresi pelatih Chelsea asal Jerman, Thomas Tuchel dari tempat duduknya dalam laga Liga Inggris antara Aston Villa melawan Chelsea di Stadion Villa Park, Birmingham, Inggris, Senin (27/12/2021) dini hari WIB. Chelsea memenangi pertandingan dengan skor 3-1 (1-1). AFP/Oli SCARFF (AFP/OLI SCARFF)

Baca juga: Miliarder Swiss Ingin Membeli Klub Chelsea, Roman Abramovich Langsung Pasang Harga Tinggi

Baca juga: Luton vs Chelsea: Laga Pelipur Lara Bagi The Blues Setelah Mereka Kalah di Final Carabao Cup

Kedalaman skuat yang dimiliki Chelsea memang membuat Tuchel tak pusing untuk bermain menggunakan sistem apapun sesuai rancangannya.

Hal tersebutlah yang sulit untuk dilakukan Inzaghi, dari skuat yang ia miliki, tak ada nama winger mentereng yang mampu mendongkrak lini serang dari sisi tepi.

Praktis hanya ada Alexis Sanchez dan Angel Correa yang mampu berperan menjadi pemain sayap yang apik.

Namun, Sanchez tidak lagi dalam usia emasnya, tahun ia telah berusia 34 tahun, untuk bermain agresif lewat sisi tepi jelas akan menguras tenaga pemain asal Chile tersebut.

Apesnya, Joaquin Correa yang paling berpotensi untuk bermain sebagai seorang winger tengah mengalami cedera serius yang membuatnya harus menepi hingga satu bulan ke depan.

Pemain depan Inter Milan asal Argentina Joaquin Correa merayakan setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter dan Udinese pada 31 Oktober 2021 di stadion San Siro di Milan.
Marco BERTORELLO / AFP
Pemain depan Inter Milan asal Argentina Joaquin Correa merayakan setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter dan Udinese pada 31 Oktober 2021 di stadion San Siro di Milan. Marco BERTORELLO / AFP (Marco BERTORELLO / AFP)

Baca juga: Preview Liverpool vs Norwich City:The Reds Masih Lapar Gelar, Incar Quadruple, Ini Kata Trent Arnold

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Napoli
13
9
2
2
20
9
11
29
2
Atalanta
13
9
1
3
34
16
18
28
3
Inter Milan
13
8
4
1
31
14
17
28
4
Fiorentina
13
8
4
1
27
10
17
28
5
Lazio
13
9
1
3
28
14
14
28
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas