Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Cinta Segitiga Romelu Lukaku: Tinggalkan Chelsea Guna Pulihkan Ketajaman Bersama Inter Milan

Romelu Lukaku resmi kembali ke Inter Milan setelah menghadapi musim yang sulit bersama Chelsea.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Deivor Ismanto
zoom-in Cinta Segitiga Romelu Lukaku: Tinggalkan Chelsea Guna Pulihkan Ketajaman Bersama Inter Milan
Olga MALTSEVA / AFP
Striker Chelsea Belgia Romelu Lukaku merayakan setelah mencetak gol kedua mereka selama pertandingan sepak bola grup H Liga Champions UEFA antara Zenit St. Petersburg dan Chelsea di stadion Gazprom Arena di Saint Petersburg pada 8 Desember 2021. 

Di Inter, Conte menduetkan pemain Lukaku bersama Lautaro Martinez yang lebih dominan berada di lini tengah. Hal tersebut membuat Lukaku bermain lebih fleksibel.

Striker berbadan tambut tersebut, banyak bergerak di sisi kiri, kanan, hingga menjemput bola sampai ke tengah.

Hal tersebut membuat Lukaku mampu mencari ruang-nya sendiri untuk menciptakan gol, dan hal tersebutlah yang tak terlihat di Chelsea.

Tuchel dengan pakem 3-4-3 dan 3-5-2 andalannya, sering menduetkan Lukaku bersama Werner. Masalahnya adalah, Werner bukanlah pemain yang nyaman berada di kotak penalti.

Itu membuat Lukaku lebih dioptimalkan oleh Tuchel untuk berada lebih banyak berdiri di kotak 16, tentu hal tersebut berpengaruh pada ketajaman sang pemain.

Musim ini, dilansir FBref, shots total Lukaku berada di angka 2.45 per pertandingan, jauh turun dibandingkan musim lalu saat dirinya masih bermain untuk Inter, shots total Lukaku mencapai angka 3.78 per pertandingan.

Itu statistik terkait individu, statistik lain berdasarkan permainan kolektif di lapangan, terlihat rekan Lukaku di lini depan Chelsea begitu jarang memberi umpan kepadanya.

Berita Rekomendasi

Catatan Sky Sports per (15/9/2021), menunjukkan bahwa belum satu kali pun seorang Kai Havertz mengirimkan umpan kepada Lukaku.

Bahkan asumsi liar beredar bahwa Havertz sengaja melakukan hal tersebut agar ia mampu menggeser posisi Lukaku di lini depan Chelsea.

Faktanya, progesi skema Thomas Tuchel lebih efektif ketika Chelsea bermain tanpa striker murni atau false nine.

Meski tak rajin mencetak gol, Havertz mampu membuka ruang bagi Mount dan winger Chelsea lainnya untuk bermain lebih menusuk dan fleksibel.

Havertz yang sering bergerak ke lini tengah dan samping membuat Mount bebas bergerak untuk mengisi pos yang ditinggalkan pemain asal Jerman tersebut.

Pun dengan keleluasaan para wing back The Blues, ketiadaan Lukaku yang sering berada di kotak penalti membuat Chillwell dan Reece James bebas untuk masuk ke kotak penalti tanpa bertabrakan dengan striker Chelsea.

Keluhannya mengindikasikan bahwa ia tak nyaman dengan sistem yang dipakai Tuchel.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Inter Milan
13
8
4
1
31
14
17
28
2
Atalanta
13
9
1
3
34
16
18
28
3
Napoli
12
8
2
2
19
9
10
26
4
Fiorentina
12
7
4
1
25
10
15
25
5
Juventus
13
6
7
0
21
7
14
25
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas