Pemain Keturunan Turun Gunung, Saatnya STY Bawa Timnas Indonesia Juarai Piala AFF 2022
Pasukan Shin Tae-yong memiliki kans besar menjadi juara Piala AFF untuk pertama kalinya dalam sejarah di tahun ini.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Dwi Setiawan
Saat masih bermain bersama Genk, Walsh kerap dimainkan sebagai seorang gelandang bertahan dan full back.
Untuk itu, jelas perannya sangat cocok untuk mengisi skema yang diusung oleh Tae-yong.
Ia akan menjalani dua peran sekaligus di satu pertandingan, yaitu sebagai full back dan gelandang bertahan.
Pergerakan full back ke tengah juga membuat Indonesia unggul jumlah pemain di tengah pada fase awal serangan.
Dengan begitu, dua gelandang Timnas Indonesia bisa naik ke area yang tinggi untuk fokus melakukan serangan.
Sang full back dan satu gelandang bertahan mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.
Lalu, kedatangan Jordi Amat dan Shayne Pattynama juga dapat menutup kelahaman Timnas Indonesia yang seringkali kebobolan pada bola-bola set piece.
Tinggi badan keduanya yang mencapai 184 dan 180 sentimeter dapat menutup kelemahan timnas tersebut.
Apalagi ditambah jam terbang mereka bermain menghadapi striker-striker tambun di eropa jelas menjadi poin plus sendiri yang dilirik Shin Tae-yong.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong yang bermain mengandalkan ball possesion dengan mengatur build up serangan dari lini belakang juga akan terbantu dengan peran keempat pemain naturalisasi.
Kemampuan passing mereka yang di atas rata-rata pemain Indonesia akan mampu memberi kenyamanan timnas dalam melakukan progresi serangan dari belakang.
Dengan lancarnya proses build-up serangan, dengan begitu peran gelandang dan pemain depan timnas dapat lebih cair.
Di sini, Tae-yong mencari peran gelandang serang atau striker yang memiliki kualitas passing dan kemampuan finishing yang handal.
Sang pemain dibutuhkan di fase akhir serangan Timnas memanfaatkan atribusinya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.