Meski Dikalahkan AC Milan, Inter Tetap Punya Taji Bungkam Bayern Munchen di Liga Champions
Inter Milan bakal berjumpa Bayern Munchen di penyisihan Grup C Liga Champions pada Kamis, (8/9/2022) dini hari WIB.
Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan bakal berjumpa Bayern Munchen di penyisihan Grup C Liga Champions pada Kamis, (8/9/2022) dini hari WIB.
Seusai kekalahan menyakitkan atas AC Milan di Liga Italia, Inter Milan sedang mencari obat penawar luka peduli setan lawan yang mereka hadapi.
Inter Milan memang tak seharusnya takut untuk melawan Bayern Munchen yang berstatus sebagai raksasa eropa.
Baca juga: Rafael Leao Bintang Derby Milan, Begini Kata Stefano Pioli Usai AC Milan Menang 3-2 atas Inter Milan
Kekalahan atas AC Milan bukan berarti mereka tak mampu memberi perlawanan berarti untuk raksasa Jerman itu.
Bersama sang juru taktik, Simone Inzaghi, Nerazzurri menunjukkan permainan yang begitu apik.
Meski tak berhasil membawa Inter Milan mempertahankan gelar Liga Italia, namun sentuhan Inzaghi membawa Nerazzurri memiliki identitas permainan.
Adaptasi dan filosofi yang ia berhasil membuat Inter Milan tampil lebih agresif dan bertaji.
Gelar Piala Super Italia pun sukses ia berikan setelah 12 tahun lamanya Nerazurri tak berhasil meraihnya.
Dari segi taktik, Inzaghi mempertahankan skema lamanya di Lazio, yaitu bermain dengan pakem 3-5-2.
Pesona Inter Milan di Bawah asuhan Inzaghi
Dilansir FBref, musim lalu, xG komulatif Inter Milan berada di angka 38.12, menjadi yang tertinggi di Liga Italia, mengalahkan Atalanta yang bermain ofensif, pun dengan rival mereka, AC Milan yang hanya memiliki xG 34.11.
Juga dengan torehan gol musim lalu, Nerazzurri menjadi tim paling produktif di Liga Italia dengan koleksi 71 gol, jauh di atas Rossoneri yang hanya mencetak 58 gol.
Secara permainan, Inzaghi mengusung play position dengan mengandalkan pergerakan pemain dan perpindahan bola dengan cepat dari kaki ke kaki.
Itu yang menjadi perbadaan gaya permainannnya dengan Conte meski sama-sama menggunakan pakem dasar 3-5-2.
Conte lebih bermain secara direct dan pragmatis, ia mengedepankan umpan lambung yang menusuk mencari para wing back yang memiliki kecepatan.
Permainan yang diusung Inzaghi terbukti mampu membuat Inter Milan lebih sering melakukan passing di dalam kotak penalti.
Rata-rata umpan ke dalam kotak penalti Nerazzurri musim lalu berada di angka 14.11 per pertandingannya.
Sedangkan di era Conte, Inter hanya mampu melakukan progresi umpan ke dalam kotak hanya berada di angka 11.23 per pertandingan.
Dari segi kolektivitas, Inzaghi juga mampu meberikan sentuhan yang apik.
Ada 24 pemain berbeda Inter Milan yang mampu mencatatkan namanya di papan skor di musim lalu.
Inter tak terlalu bergantung pada 1 atau 2 pemain untuk mencetak gol.
Saat Lukaku atau Lautaro mengalami paceklik, peran lini kedua sering kali mampu menjadi pemecah kebuntuan.
Peran Regista
Lalu di lini tengah, Inzaghi juga mampu mempertahankan permainan apik yang ditunjukkan Brozovic dan Barella.
Kedua pemain tersebut tak kehilangannya sentuhannya meski Inzaghi menerapkan adaptasi yang berbeda dengan Antonio Conte.
Brozovic menjadi regista yang mengatur tempo permainan Inter Milan.
Akurasi passing pria asal Kroasia itu mencapai di angka 87.33 persen per pertandingan.
Ia juga menjadi sosok kunci di lini tengah sebagai penghalau pertama transisi bertahan ke menyerang lawan saat Nerazurri mendapat serangan balik.
Dengan kuatnya aspek bertahan Brozovic, memberi keleluasaan kepada Barella untuk tampil lebih ke depan dan merepotkan pertahanan lawan.
Barella telah menerobos ke kotak penalti lawan lewat dribel sebanyak tujuh kali, menjadi yang tertinggi di antara gelandang Inter lainnya.
Dribel sukses pria asal Italia itu juga berada di angka 2.48 per pertandingan, kembali menjadi yang tertinggi di antara pemain tengah Nerazzurri.
Ramuan Inzaghi buat Inter tak Gentar Lawan Bayern
Ya, adaptasi permainan yang dilakukan Inzaghi selama ini membuat Inter Milan tetap menjadi tim yang diperhitungkan untuk meraih scudetto meski ditinggal oleh derertan pemain kunci.
Ramuan-nya juga sukses membuat Inter Milan melangkah lebih jauh di Liga Champions musim lalu, mengakhiri catatan buruk yang diukir Conte.
Gaya permainan yang berbeda dengan Antonio Conte juga mampu membuat Inter Milan tampil lebih menghibur dan berbahaya.
Kini, meski harus berada di grup neraka bersama Barcelon dan Bayern Munchen, Nerazzurri memiliki kans besar untuk lolos ke babak 16 besar.
Peduli setan dengan nama besar Bayern dan Barcelona, semakin matangnya skema Inzaghi diprediksi bakal membawa Inter melangkah lebih jauh di Liga Champions musim ini.
(Tribunnews.com/Deivor)