Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan Mesti Berutang Buat Bayar Infus, Pipi Lebam dan Alami Trauma
Korban selamat, Nur dan keluarganya juga harus berutang sampai Rp 750 ribu untuk membeli infus karena belum mendapat bantuan pasca tragedi Kanjuruhan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan Mesti Berutang Buat Bayar Infus, Pipi Lebam dan Alami Trauma
TRIBUNNEWS.COM - Penanganan korban Tragedi Kanjuruhan yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo, rupanya belum maksimal dan menyeluruh.
Seorang korban selamat dari Tragedi Kanjuruhan pasca-laga Arema vs Persebaya, bahkan harus berutang demi membeli infus untuk pengobatannya.
Hal itu lantaran dia belum mendapat bantuan pasca-Tragedi Kanjuruhan yang menelan ratusan korban jiwa meninggal.
Baca juga: Buntut Tragedi Kanjuruhan, Pintu-Pintu Stadion Milik Pemda Bakal Ditinjau Ulang
Baca juga: Menpora Zainudin Amali Tegaskan Penanganan Korban Tragedi Kanjuruhan Paling Utama
Nur Saguwanto (19) menjadi salah satu korban selamat dari Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang akhir pekan lalu.
Nur Saguwanto memang sudah kembali ke rumah setelah sempat dirawat RSUD Kanjuruhan.
Namun, Nur mengaku masih trauma, sering kesulitan bernafas, mengalami masalah penglihatan, dan merasakan sakit di kaki.
Tidak hanya itu, Nur dan keluarganya juga harus berutang sampai Rp750 ribu untuk membeli infus karena belum mendapatkan bantuan.
Baca juga: Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan Punya Firasat Aneh Sebelum Musibah, Larang Putra Berangkat Maghrib
Nur Saguwanto mengaku masuk dari Pintu 11 tribune ekonomi Stadion Kanjuruhan untuk menyaksikan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Alumni SMK Muhammadiyah Gondanglegi itu mengingat dirinya tidak sadarkan diri tidak lama setelah asap gas air mata menyelimuti tribune.
"Saya masih sempat mengingat banyak orang di tribune saya. Saat itu penuh sesak," kata Nur Saguwanto dikutip dari Surya Malang.
"Setelah gas air mata ditembakkan, saya sudah tidak ingat apa yang terjadi. Saya sudah tidak sadar waktu itu," ucap Nur.
"Tiba-tiba saja saya sudah ada di rumah sakit Namun, saya bersyukur masih selamat," ujar Nur Saguwanto menambahkan.
"Saya baru tersadar sekitar pukul 04.00 WIB di RSUD Kanjuruhan. Kemudian saya baru bisa menghubungi orang tua pukul 06.00 WIB," tutur Nur Saguwanto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.