Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan Mesti Berutang Buat Bayar Infus, Pipi Lebam dan Alami Trauma
Korban selamat, Nur dan keluarganya juga harus berutang sampai Rp 750 ribu untuk membeli infus karena belum mendapat bantuan pasca tragedi Kanjuruhan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Ketika ditemui Surya Malang di rumahnya, Nur Saguwanto masih terlihat lemah di atas kasur yang diletakkan di lantai.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Komisioner Komnas HAM Sebut Aremania Turun ke Lapangan Bukan untuk Aniaya Pemain
Nur berada di dalam ruang kamar kecil yang juga menjadi ruang tamu dengan kipas angin tampak berdiri di sudut ruangan.
Dalam pantauan, bagian luar mata dan pipi kanan Nur Saguwanto masih tampak lebam.
Beberapa bagian kulit wajah Nur Saguwanto juga terlihat melepuh dan mengelupas.
Adapun pergelangan kaki kiri Nur Saguwanto tampa masih terbalut perban elastis.
Kaki kiri Nur Saguwanto disebut patah setelah Tragedi Kanjuruhan.
Terkait kondisinya sekarang, Nur Saguwanto mengaku masih trauma, sesekali sesak, dan kesulitan melihat dengan normal.
"Katanya jantung saya sudah baik. Jadi, saya disuruh pulang (pada 2 Oktober 2022 atau satu hari setelah Tragedi Kanjuruhan)," kata Nur.
"Saya tidak tahu soal bantuan-bantuan. Belum ada (yang datang). Saya juga masih trauma. Kadang-kadang masih teringat (Tragedi Kanjuruhan)," kata Nur Saguwanto.
"Yang saya rasakan bagian kaki ini masih sakit. Dada juga. Sesekali jika dibuat bernafas agak sesak dan sakit," tutur Nur Saguwanto.
"Belum bisa kalau melihat seperti ke arah sinar matahari. Masih silau begitu," ucap Nur Saguwanto menambahkan.
Dikutip dari Surya Malang, Nur Saguwanto tinggal bersama keluarganya di rumah yang sangat sederhana di pemukiman pedesaan.
Nur sendiri merupakan putra dari seorang ayah yang bekerja sebagai buruh tani.
Keluarga Nur bahkan disebut terpaksa berhutang sampai Rp750 ribu untuk membayar infus perawatan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.