Rekor Greaves di Tottenham telah bertahan sejak 1970, tetapi gol pertama Kane dalam tiga penampilan terakhirnya menjadikan dia mencapai rekor tersebut.

Namun, untuk bisa melakukannnya, Kane bermain setelah mengabaikan efek penyakit yang membuatnya tidak bisa tidur.

"Tadi malam adalah malam yang sulit, muncul setiap beberapa jam. Bug atau virus. Saya punya tiga anak, tapi besok saya libur," kata Kane.

"Untuk mendapatkan gol dan menyamai rekor adalah perasaan yang menyenangkan."

Manajer Tottenham, Antonio Conte memuji keinginan Kane untuk bermain meski merasakan penyakitnya.

"Saya ingin menggarisbawahi bahwa Harry bermain dengan demam. Dia tidak begitu bagus tetapi dia ingin bermain karena dia mengerti momennya, dia mengerti bahwa dia adalah titik acuan bagi kami, bagi saya dan pemain lain," kata Conte.

Kane bisa memecahkan rekor Greaves di babak kedua, tetapi sundulannya dari jarak dekat berhasil diselamatkan oleh Bernd Leno.

"Saya tidak memikirkan rekor, tetapi setiap kali saya melewatkan kesempatan yang saya harapkan untuk mencetak gol, saya kecewa," kata Kane.

"Saya tahu itu akan memecahkan rekor tetapi dia melakukan penyelamatan yang bagus."

Pemain berusia 29 tahun itu sekarang tinggal selangkah lagi menjadi pemain ketiga yang mencetak 200 gol Liga Premier, setelah Alan Shearer (260) dan Wayne Rooney (208).

Kane juga sejajar dengan Rooney sebagai pencetak gol terbanyak bersama Inggris setelah mengantongi gol internasionalnya yang ke-53 dalam kekalahan perempat final Piala Dunia melawan Prancis pada bulan Desember lalu.

Kane lebih merasa lega bahwa Tottenham mengakhiri rentetan dua kekalahan liga berturut-turut.

Kemenangan mereka di Fulham memperkecil jarak dengan urutan keempat Manchester United menjadi tiga poin, dengan Kane mengakui pertemuan antara Conte dan skuad telah membantu menghasilkan peningkatan performa.

"Kemenangan yang sangat penting bagi kami, terutama setelah beberapa pertandingan terakhir," kata Kane.