Direktur Dortmund, Sebastian Kehl Yakin Sentuhan Thomas Tuchel Tak Akan Berpengaruh bagi Muenchen
Direktur Olahraga Borussia Dortmund, Sebastian Kehl yakin sentuhan Thomas Tuchel sebagai pelatih anyar Bayern Muenchen, tak akan berpengaruh.
Penulis: Deny Budiman
Editor: Muhammad Barir
Tapi perjalanan mereka berikutnya adalah yang paling menentukan: seorang pria yang mengenal Die Borussen lebih baik daripada kebanyakan orang, akan berada di ruang strategi Bayern untuk merencanakan kejatuhan mereka.
Mantan bos Dortmund. Thomas Tuchel dengan cepat dipasang sebagai pengganti Naglesmann di Bayern.
Dia memimpin Dortmund meraih kesuksesan Piala Jerman pada 2017, dan mahkota Bundesliga pertama sekarang ada di hadapannya.
Mengingat kepergian Nagelsmann yang tiba-tiba, Tuchel baru mulai bekerja dengan skuat Bayern pada hari Senin.
Dia tidak akan melakukan kontak dengan banyak pemain klub sampai akhir pekan karena komitmen tim internasional mereka.
Itu membuatnya hanya punya sedikit waktu untuk menanamkan ide-idenya di tim. Tetapi, dampak instan yang ditunjukkan saat di Chelsea lalu bisa menjadi indikasi seperti apa pendekatan awalnya di Bayern nantinya.
Ketika Tuchel tiba pertengahan musim di Stamford Bridge, Chelsea hanya kebobolan dua kali dalam 14 laga berikutnya. Itu rekor yang mencengangkan.
Dia sekarang berada di tim Bayern yang membutuhkan stabilitas pertahanan serupa.
Die Rotten telah kebobolan dalam delapan dari 10 laga di tahun 2023 ini. Gawatnya lagi, tim tamu adalah pencetak gol terbanyak sejak Piala Dunia.
Laju serangan Dortmund akan menjadi kekhawatiran khusus bagi Tuchel. Karim Adeyemi, yang memecahkan rekor kecepatan tertinggi Bundesliga awal musim ini, bakal menebar teror dengan serangan kilatnya.
Untuk meredamnya, Tuchel diperkirakan akan memainkan sihirnya di lini belakang Bayern. Dia akan menutup ruang gerak para pemain lawan, dengan memasang pertahanan yang dalam.
Tiga bek akan fokus di posnya untuk mencegah tim lawan menembus area pertahanan dalam formasi 3-4-2-1. Ini adalah pola yang diterapkan Tuchel saat di Chelsea.
Naglesmann sendiri, seperti dikutip di situs Bundeliga, pernah menerapkan berbagai formasi untuk Bayern, mulai dari 4-2-3-1, 4-1-4-1, 3-4-2-1, bahkan pernah juga mengusung formasi 3-1-4-2. Dengan demikian, para pemain Die Rotten di atas kertas tak akan kesulitan beradaptasi dengan keinginan Tuchel.
Dalam tiga tahun terakhir, Bayern mendominasi dalam der Klassiker. Dari tujuh laga terakhir, mereka meraup enam kali kemenangan, dengan laga terakhir berujung seri 2-2 di Signal Iduna Park.
Menarik untuk ditunggu, akankah sihir Tuchel bisa menahan keganasan lini depan Dortmund, dan memukul balik mantan timnya, untuk membawa Bayern kembali ke puncak klasemen? (Tribunnews/den)