Erick Thohir Cerita Susahnya Roberto Carlos Hingga Materazzi Sebelum Sukses Jadi Pesepakbola
Kisah-kisah perjuangan dari para legenda ini lah yang diharapkan Erick Thohir jadi pelecut bagi generasi Arkhan Kaka dkk.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Di Depan Pemain Timnas U-16 Indonesia, Erick Thohir Cerita Susahnya Roberto Carlos Hingga Materazzi Sebelum Sukses Jadi Pesepakbola
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir memanfaatkan momen perayaan hari ulang tahunnya untuk melecut para pemain Timnas Indonesia U-16.
Seperti diketahui, dalam perayaan ulang tahun ini turut dihadiri empat pemain legenda sepakbola dunia, yakni Roberto Carlos, Marco Materazzi, Sebastian Veron dan Eric Abidal.
Erick Thohir ingin para pemain muda binaan pelatih Bima Sakti ini mempunyai mimpi tinggi seperti para legenda yang ada di hadapannya.
“Saya mau cerita ya, legend di depan ini, semuanya nobody semuanya. Tapi mereka jadi somebody ketika punya mimpi besar dan fight untuk mencapai mimpi itu,” kata Erick Thohir di BRI BRILiaN Stadium, Fatmawati, Jakarta, Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Erick Thohir Ulang Tahun: Ratu Tisha Dapat Kue, Dihadiri Roberto Carlos, Abidal, Materazzi, Veron
Baca juga: Kecewanya Erick Thohir Pemain Favorit Tak Main di Laga Timnas Indonesia vs Argentina
“Indonesia selalu dibilang underdog, inilah mental yang harus dibongkar. Termasuk kalian pemain U-16 dan U-17,” sambungnya.
Dalam momen perayaan ini masing-masing pemain legenda memang memberikan motivasi bagaimana dirinya bisa bangkit dari kesulitan hingga akhirnya mencapai mimpinya.
Seperti Roberto Carlos yang mengaku berasal dari desa terpencil di Brasil. Dengan kerja kerasnya, ia bisa menjadi pemain bintang dan mengantarkan Brasil menjuarai Piala Dunia 2002.
Kisah-kisah perjuangan dari para legenda ini lah yang diharapkan Erick Thohir jadi pelecut bagi generasi Arkhan Kaka dkk.
Baca juga: Timnas Indonesia vs Argentina: Statistik Jordi Amat Lawan Pemain Tim Tango, Bisa Hentikan Messi?
“Materazzi bilang baru main profesional usia 22. Telat itu, tapi bisa menang piala dunia umur 34. Abidal kena kanker tapi berhasil kembali dan jadi juara. Veron dan Carlos juga datang dari desa kecil. Tapi mereka bisa main di MU dan Real Madrid,” cerita Erick.
“Ini alasan kami buat event ini. Disangkanya buat main-main saja, tapi kami ingin memberi contoh untuk belajar dari mereka. Saya ingin pemain terbaik U-16 seleksi profesional setelah U-20 dan U-22,” pungkasnya.