Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Superskor

Memupuk Kejayaan Italia di Bawah Spalletti, Akankah Berlin Berjodoh Lagi dengan Azzurri?

Analisis Italia besutan Luciano Spalletti untuk mengembalikan memori indah Azzurri di Berlin juara Piala Dunia 2006.

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Nuryanti
zoom-in Memupuk Kejayaan Italia di Bawah Spalletti, Akankah Berlin Berjodoh Lagi dengan Azzurri?
MICHAEL REGAN / POOL / AFP
Bek Italia Giorgio Chiellini mengangkat trofi Kejuaraan Eropa selama presentasi setelah Italia memenangkan pertandingan sepak bola final UEFA EURO 2020 antara Italia dan Inggris di Stadion Wembley di London pada 11 Juli 2021. 

Spalletti juga tak segan memujinya dan menyatakan bahwa Cafiori juga bisa bermain sebagai pemain nomor 10 di masa depan.

Upaya Spaletti membangun nuansa kejayaan Italia dengan racikan skuad dipadukan dengan 'spiritoAzzuro' dengan mengundang kembali sejarah kejayaan Azzurri melalui pemainnya langsung.

Gianni Rivera, Giancarlo Antognoni, Roberto Baggio, Francesco Totti, hingga Alessandro Del Piero didatangkan ke markas latihan untuk menumbuhkan semangat tim Italia di Euro 2024.

Spalletti memiliki enam ideologi yang begitu jelas kepada anak asuhnya. Ideologi tersebut terpampang di ruang ganti agar setiap pemain dapat memahami dan menghayati apa yang dia inginkan.

Pertama dengan terus menekan pertahanan lawan, niatnya untuk menghilangkan kepercayaan diri musuh.

Lalu kontrol permainan dengan menjaga positioning bola. Terikat, jarak antar pemain tidak bola jauh, harus pendek dan dekat.

Agresi yang sengit setelah kehilangan bola. Restorasi, berkumpul di lini pertahanan jika ditekan lawan dan jika dalam kondisi tidak melakukan serangan balik.

Berita Rekomendasi

Yang terakhir pembelajaran dan persiapan, mulai kembali pressing yang terstruktur.

Ideologi tersebut adalah gaya permainan Spalletti yang berhasil membawa Napoli juara Serie A.

Spalletti ingin anak asuhnya mendominasi permainan dan pendekatan passing yang dilakukan dengan cermat.

Dengan begitu ia menginginkan anak asuhnya untuk segera merebut kembali penguasaan bola yang hilang dengan tekanan tinggi.

Hasilnya, Napoli juara Liga Italia dengan produktivitas gol paling tinggi (77 gol) musim 2022/2023 dan dengan tingkat kebobolan yang paling sedikit (28 gol).

Napoli juga mencatatkan penguasaan bola tertinggi (62 persen) dan mencatatn turnover terbanyak (370- delapan diakhiri dengan gol).

Selain itu, satu keunggulan lainnya yang diperhatikan Spalletti adalah skema bola mati. Napoli juga menjadi tim terbanyak yang mencetak gol dari situasi bola mati dan kebobolan paling sedikit dari skenario tersebut.

Di Euro 2024, meski Italia tidak diunggulkan sebagai jawara dengan hanya menempati peringkat ke-7 menurut Opta, tetapi melalui pemain mereka telah menunjukkan bahwa Italia adalah tim yang patut ditakuti.

Lihatlah dalam dua musim terakhir dalam kompetisi Eropa di level klub, ada 5 final yang melibatkan wakil Italia.

Fiorentina 2 kali, Roma, Atalanta, dan Inter Milan.

Saat ini, sejarah Italia mau dibawa kemana tergantung si juru taktik Luciano Spalletti. Akankah segala indikasi di atas bisa membawa Azzurri kembali menuai hasil manis di Berlin? Menarik untuk dinantikan.

(Tribunnews.com/Sina)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
12
10
1
1
24
8
16
31
2
Man. City
12
7
2
3
22
17
5
23
3
Chelsea
12
6
4
2
23
14
9
22
4
Arsenal
12
6
4
2
21
12
9
22
5
Brighton
12
6
4
2
21
16
5
22
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas