Menelusuri Dugaan Paspor Ganda Pemain Naturalisasi: Ivar Jenner Bangga Punya Kewarganegaraan Ganda
Tercatat, di era pelatih asal Korea Selatan itu sudah ada 14 pemain didominasi asal Belanda yang dinaturalisasi.
Penulis: Abdul Majid
Editor: Acos Abdul Qodir
Dalam wawancara tersebut, pemain berusia 20 tahun itu secara gamblang menyatakan dirinya bangga memiliki kewarganegaraan ganda.
"Saya keturunan Indonesia, nenek saya lahir di sana, dan ayah saya juga berdarah Indonesia. Tentu saja senang memiliki kewarganegaraan ganda," kata Ivar dalam cuplikan wawancara tersebut.
Tak diketahui kapan dan di mana ia melakukan wawancara tersebut.
Tribunnews juga belum mendapat konfirmasi dari pemain klub Jong Utrecht itu.
Namun pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali mengakui dirinya uga pernah melihat video wawancara itu.
“Ya, saya juga punya videonya Ivar Jenner diwawancarai di Belanda kemudian dia menyatakan 'bangga jadi warga negara Indonesia yang suporternya luar biasa dan sekarang saya punya paspor ganda,' kata dia begitu,” ujar Akmal kepada Tribunnews, Sabtu (21/9/2024).
Maka itu, Akmal tak menampik adanya isu kewarganegaraan dan paspor ganda para pemain naturalisasi.
Kecurigaan itu ditambah ditambah dengan keberadaan pemain keturunan sebelumnya yang sesudah purnatugas dari Timnas Indonesia.
Beberapa pemain naturalisasi seperti Sergio Van Dijk, Raphael Maitimo, Tonnie Cusell, Jhonny van Beukering dan Ruben Wuarbanaran bahkan kini sudah kembali ke negara asalnya dan dikabarkan sudah melepas kewarganegaraan Indonesia.
”Mereka kembali ke negaranya seperti Sergio Van Dijk, Raphael Maitimo, Tonnie Cusell, Jhonny van Beukering, dan Ruben Wuarbanaran. Itu mereka kembali jadi warga negara awalnya lagi,” sambung Akmal.
Maka itu, apa yang disampaikan Peter F Gontha menurut Akmal harus dilihat sebagai otokritik dari pecinta sepakbola Indonesia.
Ia mewajarkan karena masalah pemain naturalisasi ini bukan produk baru. Era PSSI sebelum-sebelumnya juga sudah dilakukan.
”Ya ini kan autokritik dari masyarakat yang kemudian berharap pemain berdarah keturunan itu bisa benar-benar menjadi WNI, karena pengalaman sebelumnya ketika 2011 kan itu banyak pemain-pemain keturunan yang berdarah Indonesia. Setelah purnatugas kan mereka kembali lagi menjadi warga negara awalnya. Artinya jangan sampai kita ini dalam tanda kutip dimanfaatkan untuk kepentingan karier si pemain bolanya. Bagaimanapun mereka kalau sudah jadi WNI ya harus jadi WNI. Ya saya pikir autokritik yang harus disikapi pemerintah. Jadi jangan sampai itu terulang lagi,” kata Akmal.
“Jangan sampai langkah shortcut ini juga melupakan pembinaan di bawah yang akhirnya sepakbola kita tidak mencapai apa yang diinginkan dari grasrootnya, sisi kompetisinya,” sambungnya.