Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Data Center Terimbas Lonjakan Penggunaan Video Streaming dan Telepon Seluler.

Sebelum krisis, terdapat lonjakan permintaan untuk video online, digunakan di media sosial, on-demand streaming.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Data Center Terimbas Lonjakan Penggunaan Video Streaming dan Telepon Seluler.
GADGETS NOW
Wabah Covid-19 di dunia telah memicu lonjakan yang sangat signifikan di industri digital elektronik seperti streaming video dan panggilan telepon seluler. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wabah Covid-19 di dunia telah memicu lonjakan yang sangat signifikan di industri digital elektronik seperti streaming video dan panggilan telepon seluler.

Facebook baru-baru ini merilis data bahwa penggunaan alat panggilan video telah mengalami peningkatan lebih dari dua kali lipat di beberapa pasar, dan Netflix telah memotong laju lalu-lintasnya di Eropa untuk mengatasi peningkatan permintaan.

Sementara, BlueJeans perusahaan B2B yang memasok platformnya ke Facebook, Google dan Disney, mengalami pertumbuhan empat hingga lima kali lipat selama periode Maret-April 2020, dan baru saja diakuisisi oleh Verizon, serta pengguna aktif harian Zoom melonjak dari 10 juta menjadi lebih dari 200 juta dalam tiga bulan terakhir ini.

Sebelum krisis, terdapat lonjakan permintaan untuk video online, digunakan di media sosial, on-demand streaming, atau pelacakan secara real-time di lalu-lintas ritel.

Menanggapi adanya peningkatan permintaaan terhadap video dapat berlipat-ganda ke data center, CEO SpaceDC Darren Hawkins mengatakan, hal tersebut terjadi karena lonjakan permintaan terhadap konferensi video dan aplikasi messenger, seperti Zoom dan WhatsApp, akan terus bertambah.

Baca: Penggunaan Data Center Bisa Mendorong Pertumbuhan Pasar Digital

Jumlah ini akan sangat signifikan di Asia, di mana SpaceDC memiliki pengguna internet terbesar dan pertumbuhan e-commerce tercepat di dunia.

Darren Hawkins menjelaskan, karena tren ini akan tetap berlaku selama lima hingga 10 tahun mendatang. Hal ini akan memungkinkan meningkatnya permintaan akan data center, khususnya di kota-kota di mana lonjakan akan lebih terlihat.

Baca: 63 Persen Konsumen Online Indonesia Streaming Video Bajakan

BERITA TERKAIT

"Orang akan kurang toleran terhadap masalah latensi, sehingga memilih sistem dan layanan dalam negeri. Dengan memiliki data center di lokasi-lokasi ini akan menjadi sesuatu yang menarik." kata Darren dalam siaran pers tertulisnya, Jumat (26/06/20).

Hal tersebut dapat mengakibatkan dampak yang terjadi, yaitu konsumsi energi meningkat di data center. Semakin banyak pelanggan yang dimiliki, semakin besar persyaratan kapasitas yang diperlukan, serta semakin besar konsumsi energinya.

Terdapat pula peningkatan konsumsi energi yang lebih besar untuk mereka di bisnis cloud karena mereka menerapkan rak-rak jaringan yang lebih besar untuk memenuhi permintaan pelanggan, salah satu contohnya adalah konten video seperti yang disebutkan tadi di atas.

Darren menambahkan, seiring bertambahnya data, pelanggan SpaceDC perlu menggunakan lebih banyak rak yang membutuhkan system pendinginan dan daya listrik yang efektif dan efisien untuk memastikan adanya operasional yang optimal. Hal ini adalah tren baru dan masa depan, dan akan meningkat seiring waktu.

"Karena itu, saat mendesain data center, kami membangun kemampuan untuk menyediakan peningkatan daya listrik ini atas dasar 'saat diperlukan' saja. Dalam waktu yang bersamaan, kami memastikan bahwa jejak karbon berkurang semaksimal mungkin karena filosofi kami adalah sedapat mungkin kami dapat menurunkan dampak pada lingkungan sekitar," tambah Darren.

Dampak yang terjadi dengan adanya peningkatan permintaan terhadap video pada jejak karbon dari sebuah data center.

Darren menjelaskan video biasanya kaya akan konten digital dan karenanya membutuhkan banyak daya listrik. Untuk memenuhi permintaan ini, banyak energi diperlukan.

Dengan data center tradisional, jumlah jejak karbon biasanya akan meningkat secara proporsional juga. Namun, di SpaceDC, kesinambungan adalah jantung dari filosofi kami.

"Kami menerapkan cogeneration di data center kami untuk mencapai jejak karbon serendah mungkin. Lokasi, ketersediaan sumber energi, peralatan, dan desain adalah faktor-faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam membangun data center kami. Kami mencari cara untuk dapat mengurangi kebutuhan akan daya listrik, namun dapat lebih efisien dan beroperasi pada kondisi yang optimal," ujarnya.

"Kami selalu memikirkan cara-cara untuk mengurangi dampak pada lingkungan, tidak hanya untuk diri kami sendiri tetapi juga untuk para pelanggan, klien, dan kota tempat kami tinggal," papar Darren.

Laporan telah menunjukkan bahwa data center berada pada pertumbuhan sebesar 20% YOY sebelum Covid-19. Saat ini, dengan adanya pembatasan perjalanan dan semua orang bekerja dari rumah, angka tersebut akan mengalami percepatan, di mana biasanya membutuhkan waktu 5 tahun untuk mencapainya.

"Meskipun saat ini masih terlalu dini untuk memasukkan angka pastinya, kita pasti dapat melihat banyak pelanggan kami yang sedang mengejar ketertinggalannya. Di industri data center peningkatan itu juga dapat dilihat nantinya," ungkap Darren.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas