McAfee Prediksi Enam Ancaman Keamanan Ini akan Marak di 2021
Serangan juga akan menyasar platform cloud, perangkat bergerak atau seluler dan berbagai eksploitasi serta penipuan terkait sistem pembayaran
Penulis: Lita Febriani
Editor: Eko Sutriyanto
4. Penipuan Pembayaran Mobile Baru
Laporan Worldpay Global Payments 2020 menunjukkan bahwa 41 persen pembayaran saat ini dilakukan melalui perangkat mobile dan akan terus berkembang sampai 2023.
Allied Market Research mengungkap bahwa pasar pembayaran mobile global bernilai 1.48 triliun dolar AS di 2019 dan akan mencapai 12.06 triliun dolar AS di tahun 2027, dengan tingkat pertumbuhan tahunan mencapai 30,1 persen dari 2020 sampai 2027.
Penjahat siber akan memanfaatkan situasi ini untuk menipu pengguna pembayaran mobile.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim Fraud and Risk Intelligence RSA, 72 persen aktivitas penipuan siber pada kuartal keempat tahun 2019 melibatkan saluran seluler.
McAfee memperkirakan akan ada peningkatan usaha penipuan pembayaran seluler berbasis "konfirmasi terima uang", karena ini adalah cara cepat bagi penipu dengan menggabungkan pesan phishing atau sms dengan URL/tautan yang berbahaya.
"McAfee memprediksikan bahwa kemudahan yang diberikan teknologi akan dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk menipu," jelas Managing Director Asia McAfee tersebut.
5. Qshing: Penyalahgunaan Kode QR di Era Covid
Kode QR kini telah banyak digunakan untuk membuat transaksi mobile menjadi lebih efisien, terlebih di era pandemi Covid-19.
MobileIron menemukan bahwa 86 persen responden memindai kode QR sepanjang tahun lalu dan lebih dari setengah atau 54 persen melaporkan peningkatan penggunaan kode tersebut sejak pandemi dimulai.
Lebih dari separuh atau sebanyak 58 persen berharap bahwa kode QR akan digunakan secara lebih luas di masa depan.
MobileIron menemukan bahwa hanya 37 persen responden yang merasa bahwa mereka mampu membedakan kode QR berbahaya.
Kurang dari sepertiga, sekira 31 persen yang menyadari bahwa kode QR dapat juga digunakan untuk melakukan pembayaran, mengikuti seseorang di media sosial (22 persen), atau membuat panggilan telepon (21 persen).
Hal ini dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk menyerang pengguna dengan membawa mereka ke layar login dan informasi pembayaran yang kemudian disadap, serta untuk mengunduh program berbahaya ke perangkat pengguna.