Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

5 Kendala yang Paling Sering Dihadapi Recruiter, Adakah Solusinya?

Kadangkala HR department sangat jarang diberi kebebasan sumber daya yang tidak terbatas untuk menemukan dan merekrut talenta terbaik.

Editor: Willem Jonata
zoom-in 5 Kendala yang Paling Sering Dihadapi Recruiter, Adakah Solusinya?
Pixabay.com/CUsai
Ilustrasi HRD (Pixabay.com/CUsai) 

TRIBUNNEWS.COM - Talenta terbaik adalah faktor kesuksesan terpenting bagi setiap perusahaan.

Namun, kadangkala HR department sangat jarang diberi kebebasan sumber daya yang tidak terbatas untuk menemukan dan merekrut talenta terbaik.

Recruiter atau HRD acapkali harus berpikir keras untuk menangani lima kendala yang sering dialami seperti berikut ini:

1. Efisiensi Ketat

Dengan meningkatnya kesadaran tentang bagaimana talenta yang tepat dapat mempengaruhi kesuksesan sebuah perusahaan, peran HR di dalam perusahaan juga menjadi semakin penting.

Tetapi alih-alih memberikan kebebasan yang lebih besar, beberapa perusahaan sekarang malah mengharapkan efisiensi ketat dari departemen SDM mereka.

Peningkatan efisiensi ini seringkali dapat dikaitkan dengan peningkatan manajemen waktu dan pemangkasan periode rekrutmen.

Baca juga: Melamar Kerja Beda Bidang? Lakukan Tips Ini agar Dilirik HRD

Baca juga: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital dalam 15 tahun

Berita Rekomendasi

Acapkali, tantangan ini akhirnya memaksa tugas dan fungsi HR department menjadi lebih berat dan monoton.

2. Hilangnya Informasi karena Penggunaan Database yang Berbeda

Dunia kerja adalah rumah bagi berbagai jenis kandidat, termasuk karyawan yang sudah direkrut, channel sourcing yang tersedia, dan pelamar baru.

Kandidat yang tepat dapat berasal dari salah satu sumber ini. Namun, mendapatkan kandidat yang terbaik sering menjadi tugas yang maha sulit.

Bergantung pada tipe kandidat, informasi tentang profil ini sering kali berada di database atau tools yang berbeda.

Baca juga: BAT Indonesia Kembangkan Talenta Lokal untuk Jadi Pemimpin Perubahan

Idealnya, Anda harus dapat menemukan semua informasi tentang kandidat potensial hanya dalam satu database saja.

Namun, jika sumber daya perusahaan terbatas, skenario ini mungkin tidak selalu memungkinkan.

3. Hilangnya Data Pelamar

Data menjadi variabel yang sangat penting dalam proses membuat keputusan perekrutan yang akurat.

Sebelum era digital, sangat sulit bagi recruiter untuk mengumpulkan data yang relevan dan menganalisisnya.

Namun terkadang pengelolaan data yang tidak tepat kerap berakhir dengan hilangnya data pelamar.

Padahal, memiliki data perekrutan yang tepat dan mengetahui cara menarik wawasan dari data tersebut dapat menjadi salah satu variabel krusial untuk mencari talenta terbaik.

4. Peningkatan Kompleksitas

Mengisi sebuah posisi yang tepat pada waktu yang tepat dengan kandidat yang tepat bukanlah tugas yang mudah.

Dan meskipun teknologi perekrutan telah membuat tugas ini menjadi lebih mudah, tingginya jumlah tools yang berbeda justru membuat proses perekrutan menjadi lebih rumit dan memakan waktu lebih lama daripada sebelumnya.

5. Lost Contact dengan Calon Kandidat Potensial

Recruiter memiliki tugas untuk tetap berkomunikasi dengan banyak kandidat melalui berbagai sumber, yang datanya sering berada di database yang berbeda.

Jadi tidak mengherankan jika kandidat yang ideal terkadang terlewatkan begitu saja.

Salah satu tantangan terbesar bagi perekrut adalah terus menjaga komunikasi dengan kandidat yang telah mereka tolak tetapi ingin dipertimbangkan untuk posisi potensial di masa depan.

Faktanya, sebagian besar HRD tidak dapat melacak kandidat tersebut untuk kali kedua. Realita ini tentu sangat disesalkan karena ada potensi bakat hebat yang terlewatkan.

Inilah mengapa, perusahaan yang punya sistem kelola talent yang baik sudah memiliki cara untuk tetap berhubungan aktif dengan kandidat potensial.

Lima kendala yang dihadapi recruiter saat ini semuanya bisa diminimalisir dengan penggunaan talent searching tools yang kompeten seperti Shortlyst.

"Masalah efisiensi bisa ditekan dengan sistem automasi berbasis AI yang dimiliki aplikasi ini," kata Andrew Muljono, Vice President of Business Development Shortlyst.

Berbicara tentang database, Shortlyst punya 600 juta profile profesional dalam databasenya.

Data yang ada di aplikasi ini juga semakin lengkap dengan dukungan collaborative feature.

Dengan bantuan Shortlyst, HRD juga bisa dengan mudah membangun relationship at scale berkat fitur multiple channel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas