Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Teknologi Baru Jepang, Batu Apung Dapat Mengadsorpsi Zat Radioaktif

Menurut kelompok peneliti, zeolit memiliki banyak lubang yang sangat kecil dan memiliki karakteristik mampu menyerap zat berukuran molekul.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Teknologi Baru Jepang, Batu Apung Dapat Mengadsorpsi Zat Radioaktif
Foto NHK
Contoh Zeolit, 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kelompok penelitian di Prefektur Kagoshima dan lainnya berharap dapat mengembangkan teknologi untuk membentuk kristal yang disebut "zeolit" pada permukaan batu apung dan memanfaatkannya untuk penanggulangan pencemaran lingkungan seperti adsorpsi zat radioaktif.

Adsorpsi adalah suatu proses atau kemampuan suatu bahan untuk memegang atau mengonsentrasikan gas, cairan, atau zat terlarut pada permukaannya secara adhesif.

Kelompok yang mengembangkan teknologi baru terdiri dari para peneliti dari Pusat Teknologi Industri Prefektur Kagoshima dan Institut Teknologi Industri Prefektur Kanagawa.

Kelompok peneliti memulai penelitian bersama pada April 2020 dan berhasil membentuk kristal yang disebut "zeolit" di permukaan batu apung dengan memasukkannya ke dalam air dengan suhu 100 derajat atau kurang di mana natrium hidroksida dilarutkan dan dipanaskan.

Menurut kelompok peneliti, zeolit memiliki banyak lubang yang sangat kecil, sekitar 1/20.000 helai rambut, dan memiliki karakteristik mampu menyerap zat berukuran molekul.

Oleh karena itu, dengan mengubah permukaan batu apung menjadi zeolit dan mengapungkannya di atas air, diharapkan dapat digunakan untuk penanggulangan pencemaran lingkungan seperti pemurnian kualitas air dan adsorpsi zat radioaktif.

Baca juga: Menteri Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang Sambut Baik RCEP

BERITA TERKAIT

Karena dapat dibuat di permukaan batu apung yang mengalir ke Prefektur Kagoshima dan Okinawa dalam jumlah besar, kelompok peneliti berharap untuk mempromosikan transfer teknologi ke perusahaan dan menerapkannya secara praktis di masa depan.

"Ini adalah teknologi yang dapat dilahirkan kembali sebagai adsorben berkinerja tinggi dan diharapkan dapat diterapkan," ungkap Kenichi Sodeyama, Direktur Kantor Penelitian dan Pengembangan Shirasu dari Pusat Teknologi Industri Prefektur Kagoshima.

Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas