Dianggap Tebar Kebencian dan Keributan, Netizen Bikin Petisi Boikot Nikita Mirzani
Petisi tersebut menyatakan, Nikita Mirzani kerap mencari keributan, dari antar sesama artis hingga hal yang di luar ranah entertainment.
Penulis: M Alivio Mubarak Junior
Editor: Choirul Arifin
Platform media sosial yang didirikan Mark Zuckerberg ini dinilai menebar kebencian.
Puluhan pengungsi Rohingya dari Myanmar di AS dan Inggris menggugat Facebook karena dituding mengizinkan konten-konten ujaran kebencian terhadap mereka.
Dilansir BBC, warga Rohingya menuntut kompensasi sebesar lebih dari USD 150 miliar (sekira Rp2.161 triliun) kepada raksasa media sosial itu.
Facebook diklaim mempromosikan kekerasan terhadap minoritas Rohingya.
Diketahui, sekitar 10.000 muslim etnis Rohingya tewas selama aksi penyerangan oleh militer Myanmar yang mayoritas Buddha pada 2017 silam.
Facebook, yang telah berganti nama Meta, belum menanggapi tuntutan ini.
Adapun para pengungsi Rohingya menuduh Facebook membiarkan penyebaran "misinformasi yang penuh kebencian dan berbahaya untuk berlanjut selama bertahun-tahun".
Di Inggris, sebuah firma hukum Inggris yang mewakili beberapa pengungsi telah menulis surat ke Facebook dengan beberapa poin pernyataan.
Pertama, algoritma Facebook disebut memperkuat kebencian terhadap warga Rohingya.
Kedua, perusahaan ini tidak melibatkan pemeriksa fakta yang tahu benar situasi politik di Myanmar.
Ketiga, Facebook dinilai gagal menghapus postingan atau akun penghasut kekerasan terhadap etnis minoritas ini.
Medsos buatan Mark Zuckerberg juga dinilai gagal bertindak cepat terkait hal ini meskipun sudah banyak laporan dari badan amal dan media.
Di AS, pengacara mengajukan keluhan hukum terhadap Facebook di San Francisco, menuduhnya "bersedia memperdagangkan nyawa orang-orang Rohingya untuk penetrasi pasar yang lebih baik di negara kecil di Asia Tenggara."
Mereka mengutip laporan Reuters pada 2013 silam soal postingan ujaran kebencian terhadap Rohingya di Facebook yang menyatakan: "Kita harus melawan mereka seperti yang dilakukan Hitler terhadap orang-orang Yahudi."