Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Perusahaan di Indonesia Didorong untuk Kembangkan Bisnis Manfaatkan Big Data

Data Bloomberg menunjukkan, empat dari lima perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia merupakan perusahaan teknologi.

Penulis: Sanusi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Perusahaan di Indonesia Didorong untuk Kembangkan Bisnis Manfaatkan Big Data
IST
Big data dan teknologi kecerdasan buatan membantu rumah sakit dalam penanganan pasien Covid-19 di masa pandemi ini. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 dalam dua tahun terakhir menjadi momentum bagi perusahaan-perusahaan teknologi dalam mengoptimalkan kinerjanya.

Data Bloomberg menunjukkan, empat dari lima perusahaan dengan valuasi terbesar di dunia merupakan perusahaan teknologi.

CEO & Product Creator of Paques Benni Adham mencatat empat perusahaan teknologi tersebut adalah Apple, Microsoft, Alphabet (Google), dan Amazon.

Sementara Aramco menjadi satu-satunya perusahaan sektor energi dengan valuasi terbesar.

"Apple sebelum Covid-19 nilai valuasinya 1 triliun dolar AS, sekarang mereka 2,8 triliun dolar AS. Microsoft sebelumnya 400 juta dolar AS, sekarang 2,2 triliun dolar AS. Begitu juga Google, yang sekarang bernilai 1,6 triliun dolar AS. Mereka pesatnya berkat digitalisasi ini," kata Benni saat membuka webinar Bincang Big Data 'Take a Peek in Your Data, Know Your Business', Kamis (10/3/2022).

Baca juga: Kurangnya Literasi Penyakit Ginjal Membuat Pasien Selalu Datang dalam Kondisi Terlambat

Lebih lanjut Benni menjelaskan, Amazon sebagai marketplace terbesar di dunia bisa meningkatkan pundi-pundi uangnya berkat pemanfaatan Big Data dari seluruh pelanggan mereka.

Berita Rekomendasi

"Amazon bisa tracking profile customer mereka, sampai barang dan layanan kebutuhan yang mereka cari yang disediakan Amazon. Mereka menjaga stickyness para pelanggannya, sehingga kalau butuh barang atau layanan apapun bisa dicari di Amazon," jelasnya.

Amazon menurut Benni juga melakukan agregat data secara global. Mereka bisa tahu kesukaan dan kebutuhan pelanggan setiap daerah, sesuai dengan demografi dan kebiasaan berbelanjanya.

Dengan mengetahui semua ini, Amazon bisa mempromote produk sesuai yang diinginkan customer. Mereka membangun value added services yang mengangkat kinerja Amazon itu sendiri.

"Hal-hal seperti ini dibutuhkan untuk meningkatkan bisnis. Jadi terbukti big data bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis suatu perusahaan, termasuk mengurangi pengeluaran atau efisiensi terhadap supply chain mereka," papar Benni.

Namun bagi perusahaan yang hendak memanfaatkan big data, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Diantaranya adalah biaya yang tinggi, teknologi, kecepatan akses data, fleksibilitas laporan data, serta value yang bisa dihadirkan dengan effort yang telah dikeluarkan.

"Disinilah Paques hadir untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut. Bagi kami big data seharusnya mudah didapatkan dalam rentang waktu yang singkat, memiliki value yang dapat digunakan dengan baik serta teknologi yang tepat guna dan fleksibel," katanya.

"Paques memiliki beberapa kriteria unggul diantaranya, support kecerdasan buatan, teknologi pengolahan data dengan cepat, pertumbuhan data yang luas, eksplorasi oleh data scientist serta data yang dapat divisualisasikan dengan baik," ungkap Benni.

Selain itu, Paques juga berinovasi dengan PQL (Paques Query Language) yakni sebuah versi updated dari SQL yang memudahkan pengguna untuk mempelajari data dengan performa yang tinggi.

Sementara Pakar Teknologi Informasi Onno W Purbo menuturkan sadar atau tidak sadar pemanfaatan big data oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia bisa terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Salah satu pemanfaatan big data adalah oleh toko online atau marketplace.

"Mereka bisa sediakan rekomendasi produk sesuai pencarian terakhir kita, melalui iklan-iklannya. Lalu rekomendasi ke setiap orang itu berbeda. Kok bisa berbeda setiap orang? Karena si toko online memonitor yang kita search, yang kita beli, mereka juga mengelompokkan dan rekomendasikan barang yang berkaitan berdasarkan pembelian terakhir. Ini disebut customer journey atau customer experience. Mereka bisa mempersonalisasikan kebutuhan pembelian barang kita," kata Onno.

Menurutnya, Paques juga memiliki pengalaman membantu para penjual di Shopee melalui machine learningnya untuk merekomendasikan pembelian barang yang tepat untuk setiap customer.

"Menurut saya ini hal yang paling keren dari pemanfaatan big data, adalah kemampuan machine learningnya untuk melakukan klasifikasi dan memprediksi. Karena manusia sebagai pengambil keputusan butuh masukan sebelum melakukan sesuatu. Jadi big data bisa dimanfaatkan juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menggunakan machine learning," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas