Kiprah Perempuan di Bidang Keamanan Siber Masih Minim
Keterwakilan perempuan dalam bidang keamanan siber saat ini dirasa masih minim, jumlahnya lebih rendah bila dibandingkan yang bekerja di bidang IT.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keterwakilan perempuan dalam bidang keamanan siber saat ini dirasa masih minim, bahkan jumlahnya lebih rendah bila dibandingkan yang bekerja di bidang IT.
Salah satu pemicunya adalah kurangnya sosialisasi dan keterampilan dalam ruang siber untuk para perempuan.
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letnan Jenderal TNI (Purn) Hinsa Siburian mengatakan, di tengah pertumbuhan ekonomi digital, penting untuk keberagaman yang lebih besar pada lanskap keamanan siber Indonesia.
"Salah satunya mendorong perempuan untuk bisa berperan dalam membangun keamanan siber di Indonesia,” kata Hinsa saat pembukaan Woman in the Digital Transformation di Jakarta, Senin (23/5/2022).
Kegiatan ini diselenggarakan Indonesia Women in Cybersecurity (IWCS) untuk memberikan literasi, edukasi, serta dukungan bagi perempuan di Indonesia untuk berperan aktif dalam mendukung transformasi digital serta membangun ekosistem digital yang aman dan positif.
Baca juga: Serangan Siber Kian Merajalela, Stasiun Pengisian Daya Mobil Listrik Jadi Incaran Peretas
Upaya untuk melibatkan perempuan dan anak perempuan dalam pekerjaan di bidang keamanan siber dinilai tepat dan merupakan strategi pengembangan sumberdaya yang cerdas.
Dengan banyaknya sosialisasi diharapkan akan dapat mendorong perempuan dan anak perempuan untuk dapat memiliki kompetensi yang lebih baik dalam bidang keamanan siber.
IWCS Annual Summit 2022 menghadirkan panelis berkompeten di bidangnya seperti Intan Rahayu, Direktur Keamanan Siber dan Sandi Industri; Eva Noor, CEO PT PT Xynexis International; Prof Dr Ir Riri Fitri, Profesor of Computer Engineering at the Electrical Engineering Departemen Faculty of Engineering, Universitas Indonesia.
Baca juga: Kerugian Mencapai Rp 1.433 Triliun, Industri Perbankan Harus Mitigasi Serangan Siber
Kemudian Sri Safitri, Deputy Executive Vice President CX & Digitalisasi, Telkom Indonesia; Farida Dwi Cahyarini, Widyaswara Ahli Utama Kominfo; Ir Woro Indah Widyastuti MT, Wakil Ketum Bidang Komunikasi Advokasi dan Informatika Kwarda Pramuka DKI; ThataApriatin, Security Operation Center Management PT Telekomunikasi Selular dan masih banyak lainnya.
Selain conference, IWCS juga diisi acara peluncuran buku, dimana buku tersebut adalah kolaborasi dengan Palo Alto dan BSSN.
Adi Rusli, Country Manager Palo Alto Jaringan Indonesia mengatakan, melindungi cara hidup di ranah digital sangatlah penting sehingga melalui kolaborasi membuat buku Cyberlite dan kegiatan edukasi lainnya yang menunjukkan kisah pendidikan keamanan siber kami yang kuat bisa perluasan misinya mengamankan dan melindungi cara hidup digital pada anak-anak.
Baca juga: Barat Tudig Rusia Terlibat dalam Serangan Siber yang Sasar Jaringan Internet Ukraina
"Dengan adopsi digital yang semakin cepat selama pandemi, sangat penting untuk memastikan anak-anak mengetahui cara menavigasi dunia digital mereka dengan aman sambil tetap bersenang-senang," kata Adi.
Dia mengatakan, anak-anak belajar secara berbeda dari orang dewasa dan melalui kolaborasi dengan BSSN dan IWCS dalam meluncurkan buku Cyberlite dan Program Cyber ACES, kami telah merancang konten gratis yang dapat difasilitasi oleh siapa saja.
Baca juga: Geram Jadi Korban Siber, AS Tawarkan Jutaan Dolar Bagi yang Berhasil Mengungkap Identitas Geng Conti
“Peluncuran Buku Cybersecurity dilakukan dalam acara Annual Summit IWCS 2022 dan ini bisa menjadi buku panduan keamanan siber untuk anak-anak dan orangtua. Buku ini dibuat hasil kolaborasi antara IWCS, Polalto dan BSSN,” kata Eva Noor.
Ajang IWCS juga memberikan penghargaan kepada perempuan yang berkiprah kontribusi terhadap kemajuan keamanan siber dan digital di Indonesia di kategori Role Model, Leader, Warrior, White Hat dan Rising Star.