Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Techno

Mengenal Provider Tri, Sejarah Awal Berdirinya hingga Merger dengan Indosat Ooredoo

Berikut sejarah awal berdirinya Provider Tri, hingga merger dengan Indosat Ooredoo dan menghasilkan operator seluler terbesar kedua di Indonesia.

Penulis: Lanny Latifah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Mengenal Provider Tri, Sejarah Awal Berdirinya hingga Merger dengan Indosat Ooredoo
Tribunnews/Muhammad Barir
Sinyal data tri di beberapa daerah mendadak hilang pada Selasa (28/6/2022), saat ini sedang ada pemeliharaan jaringan. Mengenal Provider Tri, lengkap dengan sejarah awal berdirinya hingga merger dengan Indosat Ooredoo. 

TRIBUNNEWS.COM - Tri merupakan merek penyedia layanan telekomunikasi seluler terkemuka di Indonesia.

Dilansir tri.co.id, provider Tri menghadirkan pengalaman gaya hidup mobile di lebih dari 37.000 desa di seluruh Indonesia.

Tri berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman dan nilai terbaik bagi pelanggan, juga semangat untuk memberdayakan anak muda Indonesia dengan gaya hidup digital yang tinggi.

Baca juga: Kuota Tri Masih Ada tapi Tidak Bisa Digunakan, Apa Penyebabnya? Simak Cara Cek Sinyal Tri

Kini Tri dan Indosat Ooredoo bersatu, menjadi Indosat Ooredoo Hutchison dengan tetap mempertahankan merek "3".

Tri dan Indosat Ooredoo menyatukan kekuatan untuk jaringan yang lebih andal, inovasi yang lebih mutakhir, dan tekad untuk Indonesia Digital yang lebih maju.

Sejak saat itu, Tri Indonesia tidak lagi berdiri sebagai sebuah perusahaan independen, melainkan hanya sebagai merek semata.

Sejarah Berdirinya Provider Tri

BERITA TERKAIT

Dikutip dari Wikipedia, awalnya, Tri dikeluarkan oleh PT Hutchison 3 Indonesia, anak perusahaan dari Hutchison Asia Telecom Group milik CK Hutchison Holdings.

PT Hutchison 3 Indonesia dulunya didirikan dengan nama PT Telindo Inti Nusa pada 20 Maret 2000.

Kemudian berganti nama menjadi PT Cyber Access Communication (CAC).

Upaya PT CAC untuk masuk ke industri telekomunikasi bermula ketika mereka mengikuti tender 3G di sistem UMTS yang diadakan pemerintah pada September 2003 (bersama dengan PT Tira Austenite Tbk, PT Astratel Nusantara, PT Surya Waringin Mas, PT Global Media Seluler, dan PT Catur Surya Lestari).

Pada 9 Oktober 2003, PT CAC ditetapkan sebagai pemenang tunggal dalam tender tersebut, sehingga diperkirakan akan menjadi operator pertama menggunakan teknologi ini.

Namun, belum juga beroperasi, pada 9 Mei 2005 Charoen dan Hutchison Asia Telecom Group menyepakati perjanjian untuk menjual 60 persen saham Charoen di PT CAC kepada Hutchison Telecom.

Sementara itu, Charoen akan tetap mempertahankan 40 % saham sisanya.

Dalam transaksi tersebut, kedua pihak sepakat untuk mengembangkan operator seluler kerjasama mereka dengan menyediakan dana 300 juta dollar, dengan pengendalian berada di bawah Hutchison.

Pada tahun 2006, nama perusahaan diubah menjadi PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT), dan manajemen sendiri menyatakan bahwa mereka siap untuk meluncurkan layanan mereka pada tahun tersebut.

Namun, baru pada tanggal 29 Maret 2007 layanan 3G perusahaan ini (diberi nama 3 atau Tri) diluncurkan dengan wilayah jangkauan awalnya terbatas di Jakarta.

Tri kemudian berkembang dengan cepat, dan hingga pada Juli 2007, perusahaan ini sudah beroperasi di 67 kota di Jawa dan Bali.

Kemudian meluaskan operasionalnya pada Agustus 2007 ke pulau Sumatera serta ke Kalimantan dan Sulawesi pada akhir 2008.

Pada tahun 2009, Tri menjadi salah satu sponsor tur Asia Manchester United, dan akhirnya dijadikan salah satu sponsor resmi Manchester United.

Pada Februari 2013, Garibaldi Thohir bekerjasama dengan Northstar Pacific (perusahaan yang dimiliki oleh Patrick Sugito Walujo dan Glenn Sugita serta terafiliasi dengan TPG Capital) membeli 35 % saham milik Charoen Pokphand Group di PT Hutchison CP Indonesia.

Dalam transaksi ini, saham Hutchison juga mengalami perubahan dengan meningkat menjadi 65 % (dengan membeli 5 % saham Charoen Pokphand).

Dengan adanya perubahan kepemilikan saham, maka nama perusahaan PT Hutchison CP Telecommunications (HCPT) diubah menjadi PT Hutchison 3 Indonesia pada 10 April 2013.

Lewat proses penyuntikan dana, Tri menjadi salah satu unit bisnis terbesar Hutchison, dengan menyumbang sebesar 64 % dari jumlah pelanggannya di Asia.

Pada 30 Maret 2016, Tri meluncurkan jaringan 4G LTE di Batam, Makassar, Pontianak, Jakarta, Bandung, dan Denpasar.

Hingga 30 Juni 2012, Hutchison 3 telah memiliki 21 juta pelanggan dan menguasai pasar hingga 10 % .

Kemudian pada 2020, pihak Tri menyatakan mereka sudah memiliki 44.000 BTS 4,5G dan berencana menambah 6.000 lagi di seluruh Indonesia.

Pada 29 Desember 2020, pemilik Indosat, Ooredoo menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan pemilik Tri, CK Hutchison Holdings untuk menggabungkan perusahaan mereka.

Kedua induk perusahaan resmi mengumumkan kesepakatan merger mereka pada 16 September 2021.

Indosat menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dari PT Hutchison 3 Indonesia, dengan namanya berganti menjadi PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk, dan Ooredoo maupun CKHH akan menjadi pemegang saham bersama mayoritas di perusahaan hasil merger sebesar 50-50 % .

Baca juga: Jaringan Tri Hilang dan Jadi Trending di Twitter, Ini Cara Mengatasi agar Internet Lancar Kembali

Kesepakatan merger ini sudah tuntas pada 4 Januari 2022 dan menghasilkan operator seluler terbesar kedua di Indonesia.

Hal ini diketahui langsung dari dokumen keterbukaan informasi merger Indosat-Tri yang diterbitkan pada 24 Desember 2021 dan diunggah di laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Jadwal penggabungan efektif dituliskan dalam kolom "tanggal efektif penggabungan", berbunyi:

"Tanggal Efektif Penggabungan (Indosat-Tri) adalah 4 Januari 2022 atau suatu tanggal di kemudian hari pada saat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menerbitkan persetujuan atas penggabungan usaha dan penerimaan atas pemberitahuan tentang perubahan komposisi kepemilikan saham Indosat yang mencerminkan pengendalian bersama oleh CK Hutchison Indonesia dan Ooredoo South East Asia," dikutip dari Kontan.co.id.

Lantas, siapa yang memimpin perusahaan baru setelah merger?

Dilansir laman resmi ioh.co.id, perusahaan merger akan dikendalikan bersama oleh Grup Ooredoo dan CK Hutchison.

Masing-masing (OG dan CK Hutch) akan memegang 50 % saham dari perusahaan JV/Joint Venture/ Perusahaan Induk yang akan memiliki saham dari perusahaan merger sebesar 65.5 % .

Pemerintah Indonesia akan terus memiliki saham perusahaan sebesar 9,6 %.

Kepemilikan sahamnya akan terdilusi tetapi akan tetap memiliki hak suara di Dewan Komisaris.

Perusahaan merger akan tetap tercatat di BEI dan publik.

Selain itu, investor minoritas lainnya juga akan terus memiliki saham.

Manfaat Merger Tri dan Indosat Ooredoo

1. Kekuatan finansial yang lebih mantap untuk mendukung peningkatan jaringan broadband Indonesia.

2. Lebih kompetitif karena sinergi dan keahlian untuk mendorong inovasi, peningkatan produk dan layanan yang akan memungkinkan penyediaan layanan digital yang luar biasa bagi pelanggan.

3. Menggabungkan jaringan dan alokasi spektrum (aset jaringan) Indigo dan Hawaii akan meningkatkan jangkauan jaringan 4G dan menghadirkan kecepatan internet yang lebih cepat bagi pelanggan.

4. Peningkatan sumber daya untuk investasi dalam inovasi dan mempercepat pengembangan produk dan layanan baru yang dapat memberdayakan kehidupan digital pelanggan.

5. Dilengkapi dengan sumber daya keuangan yang lebih baik untuk berinvestasi di bidang 5G.

6. Peluang baru bagi karyawan sebagai bagian dari perusahaan telekomunikasi digital kelas dunia yang lebih besar dan kuat.

7. Peningkatan transaksi bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Dampak Merger terhadap Peluncuran 5G

Merger Tri dan Indosat Ooredoo akan menciptakan perusahaan yang lebih besar dan lebih kuat secara finansial dengan sumber daya untuk meningkatkan jaringan 4G Indonesia dan mempercepat peluncuran 5G, serta inovasi dalam peningkatan produk dan layanan.

Komitmen Ooredoo Group dan CK Hutchison terhadap revolusi 5G ini akan berlanjut setelah merger.

(Tribunnews.com/Latifah, Kontan.co.id)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas