Minat Masyarakat Beli Smartphone Secara Global Menurun Akibat Perlambatan Ekonomi
Pasar smartphone global mencatat penurunan ketiga berturut-turut pada tahun ini sebesar 9% secara tahunan.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat masyarakat untuk membeli smartphone atau ponsel pintar pada kuartal III 2022 mengalami penurunan, seiring adanya perlambatan ekonomi global.
Hal itu diketahui dari riset Canalys, di mana pasar smartphone global mencatat penurunan ketiga berturut-turut pada tahun ini sebesar 9 persen secara tahunan, menandai kuartal tiga terburuk sejak 2014.
Riset tersebut menyebut prospek ekonomi yang suram telah membuat konsumen menunda pembelian perangkat keras elektronik dan memprioritaskan pengeluaran penting lainnya.
Hal ini kemungkinan akan terus meredam pasar smartphone selama enam hingga sembilan bulan ke depan.
Baca juga: Jadi Alarm Datangnya Resesi, Lenbaga Riset Ingatkan Perlambatan Ekonomi Global Sentuh 98 Persen
“Pasar smartphone sangat reaktif terhadap permintaan konsumen dan vendor dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi bisnis yang keras,” kata Analis Canalys Amber Liu yang dikutip dari Kontan, Kamis (27/10/2022).
Menurutnya, perlu dilakukan strategi penetapan harga produk baru yang dibuat dengan hati-hati.
Hal ini untuk menghindari penolakan signifikan dari konsumen yang sekarang cenderung sangat sensitif terhadap kenaikan harga apa pun.
Tercatat, Samsung masih mempertahankan posisi terdepan dengan pangsa pasar 22% didorong promosi besar-besaran.
Diikuti Apple yang meningkatkan posisi pasarnya lebih lanjut dengan pangsa 18%.
Apple menjadi satu-satunya vendor di lima besar yang mencatat pertumbuhan positif.
Sementara Xiaomi, OPPO dan Vivo terus mengambil pendekatan hati-hati untuk ekspansi ke luar negeri mengingat ketidakpastian pasar domestik, masing-masing mempertahankan 14%, 10% dan 9% pangsa pasar global.
Secara spesifik, Canalys jugs melaporkan pengiriman ponsel pintar di China turun 11% secara tahunan pada kuartal ketiga karena perlambatan ekonomi negara itu berdampak pada permintaan konsumen.
Merek mengirimkan total 70 juta smartphone ke penjual pada periode tersebut, turun dari 78,9 juta pada periode yang sama tahun lalu. Sementara Apple Inc adalah satu-satunya merek yang melawan tren, dengan pengiriman melonjak 36% menjadi 11,3 juta, analis mengatakan bahwa lonjakan itu karena permintaan untuk model iPhone 14 Pro, dan permintaan untuk model dasar iPhone 14 telah lemah.
Vivo, yang dimiliki oleh konglomerat BBK yang berbasis di Shenzhen, adalah merek dengan peringkat teratas pada kuartal tersebut, mengirimkan 14,1 juta perangkat dan mengambil pangsa pasar 20%.
Tiga merek teratas ada vivo, OPPO, dan Honor yang mengalami penurunan pengiriman masing-masing sebesar 23%, 27%, dan 16%.
Apple saat ini menempati peringkat keempat merek terlaris di China, dengan pangsa pasar 13%. Xiaomi Corp, yang menempati peringkat kelima merek terlaris, mengalami penurunan pengiriman sebesar 17%. (Adrianus Octaviano/Kontan)