Cuitan Elon Musk Dinilai Timbulkan Kebencian, Apple hingga Disney Setop Iklan di Platform X
Elon Musk mendukung sebuah cuitan yang berisi paham anti semitisme atau anti-Yahudi di platform media sosial X.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Apple Inc, Disney Co, serta sejumlah perusahaan besar seperti Lions Gate Entertainment, Warner Bros Discovery, Paramount Global, dan Lions Gate memutuskan untuk berhenti beriklan di platform X, yang sebelumnya bernama Twitter.
Menyusul yang lainnya raksasa teknologi asal Amerika IBM juga turut menghentikan kampanye iklan daringnya di platform X terhitung mulai Sabtu (18/11/2023).
"IBM tidak menoleransi ujaran kebencian dan diskriminasi dan kami segera menangguhkan semua iklan di X, sementara kami menyelidiki situasi yang sepenuhnya tidak dapat diterima ini," ujar juru bicara IBM dikutip dari CNBC International.
Baca juga: Elon Musk akan Integrasikan Startup xAI dengan Platform Media Sosial X, Ini Keuntungannya
Keputusan ini diambil setelah pemilik platform X, Elon Musk mendukung sebuah cuitan yang berisi paham anti semitisme atau anti-Yahudi di platform media sosial X.
Tindakan ini sontak mengundang banyak kritikan dari sejumlah pengiklan besar platform X, Pemerintah AS bahkan turut melayangkan kecaman keras terhadap Elon Musk lantaran mempromosi kebencian anti semit yang bertentangan dengan nilai-nilai orang Amerika.
Gedung Putih menilai tindakan yang disebarkan Elon Musk dapat memunculkan rasa kebencian terhadap orang Yahudi seperti yang terjadi pada tahun 1933 sampai 1945, dimana saat itu Adolf Hitler menyebarluaskan paham intoleransi hingga memicu aksi genosida massal terhadap 6 juta orang Yahudi di Eropa.
"Tidak dapat diterima untuk mengulangi kebohongan mengerikan di balik tindakan Anti Semitisme yang paling fatal dalam sejarah Amerika setiap saat, apalagi satu bulan setelah hari paling mematikan bagi orang-orang Yahudi sejak Holocaust," tulis Juru bicara Gedung Putih Andrew Bates.
Merespon aksi eksodus yang dilakukan para pengiklan akibat postingannya yang dianggap menghasut, Elon Musk menjelaskan bahwa pihaknya tidak mengkhawatirkan hal tersebut.
“Saya akan mengatakan apa yang saya inginkan, dan jika konsekuensinya adalah kehilangan uang, biarlah,” kata Musk.
Sebagai informasi, sejak miliarder kondang ini menjadi pemilik baru dari platform X, sosial media ini dilaporkan telah ditinggal lebih dari 500 pengiklan lantaran Elon Musk kerap menerapkan kebijakan – kebijakan kontroversial yang dinilai gegabah hingga mengundang perdebatan dan amarah publik.
Tak hanya akibat ulah Elon Musk, valuasi Twitter yang kini telah berubah nama menjadi Platform X mengalami penurunan sebesar 55 persen hingga harganya anjlok tajam jadi 19 miliar dolar AS.
Berbanding jauh sebelum Twitter diakuisisi Elon Musk dimana pada Oktober 2022 harga jualnya dibanderol 44 miliar dolar AS.