Antisipasi Kehadiran Starlink Direct To Cell, Pengamat: Kompetisi Sehat Harus Dijaga
Starlink diketahui baru menguji coba layanan Direct to Cell ini dengan operator seluler seperti T-Mobile di Amerika Serikat.
Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Pengguna nantinya juga akan bisa menelepon, internet-an, dan terhubung ke perangkat Internet of Things (IoT) pada 2025 mendatang.
Starlink belum merinci jadwal ketersediaan layanan Direct to Sell ini secara global, termasuk di Indonesia.
Namun, informasi soal layanan ini sudah bisa diakses di situs Starlink untuk wilayah Indonesia.
Sejauh ini, Starlink diketahui baru menguji coba layanan Direct to Cell ini dengan operator seluler seperti T-Mobile di Amerika Serikat.
Pada 2 Januari 2024, Starlink meluncurkan enam satelit Starlink pertama dengan kemampuan Direct to Cell.
Informasi terbaru, SpaceX dijadwalkan meluncurkan 20 satelit internet Starlink lagi pada 4 Juni 2024, termasuk 13 satelit yang dapat memancarkan layanan Direct to Cell.
Pada 8 Januari 2024, Starlink mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil mengirim dan menerima pesan teks pertamanya dari/ke smartphone di Bumi menggunakan spektrum jaringan operator seluler AS, T-Mobile, melalui salah satu satelit Direct to Cell milik Starlink.
Smartphone bisa menerima pesan via satelit secara langsung di mana pun mereka berada, di darat atau pesisir pantai, tanpa perlu mengubah komponen atau firmware pendukung.
Di situs resminya, selain T-Mobile AS, Starlink juga bekerja sama dengan operator telekomunikasi di negara lain untuk menghadirkan teknologi Direct to Cell, termasuk dengan Optus Australia, One NZ Selandia Baru, Rogers Kanada, KDDI Jepang, Salt Swiss, serta Entel di Chili dan Peru.
Starlink menyebut, mitra operator telekomunikasi tersebut menyediakan spektrum 4G/LTE penting dalam rentang frekuensi 1,6 GHz hingga 2,7 GHz, sama seperti yang digunakan Starlink untuk mengirimkan sinyal satelitnya.