Rawan Diterjang Banjir, Candi Lumbung di Magelang Sulit Dikembalikan Lokasi Aslinya
Candi Lumbung di Desa Sengi Kecamatan Dukun Magelang sulit dikembalikan ke lokasi aslinya karena rawan diterjang banjir.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Candi Lumbung saat ini sulit untuk dikembalikan ke lokasi asalnya di tepi Kali Apu di Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, karena area itu masih rawan diterjang banjir lahar hujan.
Untuk sementara, candi tersebut akan dipertahankan di lokasinya yang baru hasil pemindahan di Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan.
”Kami justru berpikir untuk memperpanjang sewa lahan di Desa Krogowanan atau kalau perlu membebaskan lahan yang ditempati Candi Lumbung saat ini,” ujar Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Sri Ediningsih, Rabu (4/2).
Pemindahan Candi Lumbung dari Desa Sengi ke Desa Krogowanan dilakukan secara bertahap selama September hingga Oktober 2011. Jarak antara lokasi awalnya di Desa Sengi ke Desa Krogowanan sekitar 700 meter. Lahan yang ditempati saat ini adalah lahan bekas kolam ikan milik warga sekitar, yang disewa selama lima tahun.
Pemerintah sengaja memindahkan Candi Lumbung untuk menyelamatkan cagar budaya tersebut dari terjangan banjir lahar hujan di Kali Apu. Di lokasi aslinya, candi ini berada di atas tebing dan hanya berjarak kurang dari 1 meter dari Kali Apu.
Ediningsih mengatakan, pemindahan Candi Lumbung sebelumnya dimaksudkan hanya sebatas upaya penyelamatan sementara. Karena ada rencana pemindahan ke lokasi semula, BPCB sebelumnya juga telah berupaya memperkuat tebing. Namun, upaya tersebut gagal. ”Upaya memperkuat tebing sudah dilakukan lebih dari dua kali, tetapi tebing tempat candi berdiri tetap saja rawan tergerus air sungai,” ujarnya.
Ediningsih mengatakan, dengan memindahkannya ke lokasi baru, sebenarnya Candi Lumbung akan kehilangan sebagian nilai sejarahnya. Namun, pemindahan ini tetap merupakan jalan keluar terbaik demi menyelamatkan bangunan tersebut.
Wakidi, juru pelihara Candi Lumbung di Desa Krogowanan, mengatakan, saat ini masih ada lebih dari 500 batuan yang belum dipasang pada bangunan Candi Lumbung. Sebagian batuan berada di Desa Krogowanan, dan sebagian di Desa Sengi.
”Karena direncanakan akan dipindahkan ke lokasinya semula, bangunan Candi Lumbung saat ini sengaja dibangun tidak utuh, tidak lengkap, dengan menyisakan banyak batuan yang belum dipasang,” ujarnya.
Candi Lumbung adalah candi Hindu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Di lokasinya semula di Desa Sengi, Candi Lumbung sebelumnya berdekatan, berada satu kompleks dengan dua candi Hindu lainnya, yaitu Candi Asu dan Candi Pendem.
Ketiga candi itu merupakan sebagian dari banyak candi yang tersebar di Jawa Tengah. Hingga saat ini, sebagian peninggalan bersejarah itu belum direstorasi karena keterbatasan anggaran dari pemerintah. Sebagian peninggalan tersebut rusak atau hilang. (EGI)